175. 只想与你缠绵-Hanya Ingin Bersamamu

2.4K 131 3
                                    

Kedua tubuh itu saling berhimpitan di dalam bathtub, kakinya menyilang, sementara dada mereka saling menempel satu sama lain. Wajah-wajah yang basah saling berhadapan, seolah mereka tidak saling bertemu selama bertahun-tahun, mereka saling menangkap semua perubahan halus diantara wajah mereka.

Setelah lama kulit mereka saling bersentuhan, Bai Luoyin berkata, "Kamu terlihat kurus".

"Masa". Gu Hai mengusap perut Bai Luoyin dengan tangannya. "Sepanjang hari saya terus merindukanmu, tidak bisa makan, tidak bisa tidur, jadi bagaimana mungkin bisa tidak kurus?".

Bai Luoyin kembali bertanya, "Setelah pulang ke Tiongkok, apakah saudaramu punya rencana kembali lagi ke sana?".

"Katanya sih dia akan disini untuk sementara waktu, sampai situasinya benar-benar aman, setelah keadaannya tenang, dia akan segera kembali, tapi sepertinya dia akan tinggal lebih lama lagi di sini".

Bai Luoyin membuat ekspresi seperti berpikir.

Pikiran Gu Hai sudah tidak fokus lagi, jari-jarinya terus mengusap-usap kaki Bai Luoyin, sedang lututnya sengaja digesek-gesekkan ke yinzi kecil. Tidak lama kemudian tangannya meliuk ke bawah air, mengangkat beberapa lembar rambut yang mengambang di permukaan air itu, wajahnya membuat ekspresi nakal dan erotis, sengaja menarik perhatian Bai Luoyin, tatapan mata tajam Bai Luoyin membuat Gu Hai kehilangan setengah dari jiwanya, segera dia menundukkan kepalanya, ujung lidah itu sengaja perlahan menyentuh air, semakin dekat dan dekat, sampai akhirnya mendarat di dada Bai Luoyin yang basah, lidahnya terus menyeret dan berlabuh di daerah benjolan kecil di dada itu, kemudian Gu Hai menggigitnya dengan lembut.

Untuk sementara waktu Bai Luoyin  masih bisa bertahan, tapi semakin lama Gu Hai semakin liar bermain di putingnya, akhirnya Bai Luoyin menyerah, dia mengerang.

"Gu Hai...".

"Saya di sini sayang". Gu Hai mengisapnya semakin kuat, membuat area itu memerah.

Di dalam air tangan Bai Luoyin mulai meraba-raba mencari monster Gu Hai, sampai akhirnya dia menemukannya dan segera menggenggamnya. Melihat Gu Hai sangat terangsang, Bai Luoyin segera menepuk punggungnya memberi isyarat agar Gu Hai segera berdiri. Dengan ekspresi tersanjung, Gu Hai melihat mulut Bai Luoyin yang terbuka dan melahap haizi kecil, kehangatan dan permainan mulut yang dahsyat, membuat Gu Hai hampir saja ejakulasi lebih awal.

"Yinzi...". Gu Hai berkata lirih.

Bai Luoyin mengangkat kelopak matanya dan meliriknya sekilas, perlahan melepaskan mulutnya, dan dengan hati-hati meratakan kulup yang terlipat. Karena sudah hidup lama bersama, Bai Luoyin sudah bisa menemukan titik rangsang tubuh suaminya.

Napas Gu Hai semakin berat, mulutnya terus mengeluarkan suara yang tidak teratur, Bai Luoyin terus memainkan ujung lidahnya menjilati ujung kepala penis. Sementara otot kaki Gu Hai semakin menegang, sampai akhirnya tangan besar itu menangkap kepala Bai Luoyin dan langsung membenamkannya selangkangannya, seketika tenggorokan Bai Luoyin terasa penuh, sampai mengeluarkan suara. Gejolak nafsu yang semakin tinggi, Gu Hai mempercepat gerakan tangannya memaju-mundurkan kepala Bai Luoyin, sementara Gu Hai terus menggelengkan kepalanya, diiringi dengan erangan yang tiada hentinya.

Bai Luoyin merasa kewalahan, pipinya sudah merasa pegal dan sakit, mulutnya seakan robek, segera dia melepaskannya. Bai Luoyin menjilat dengan lembut bagian pinggir mulutnya sendiri, tidak lama kemudian, lidah itu kembali menyapu kepala penis Gu Hai, terus dan terus, dengan penuh kesabaran dia terus memanjakan daerah sensitif itu.

"Liar sekali, bagaimana jika ada orang yang merebutmu?". Dengan ekspresi yang seperti tergila-gila, Gu Hai membelai pipi Bai Luoyin, "Andaikan saja kamu melayani orang lain seperti melayaniku seperti ini, membayangkannya saja saya sudah tidak sanggup".

KECANDUAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang