Dari hari kedua hingga hari kelima tahun baru, Jiang Yuan menyibukan diri mengunjungi teman dan kerabat, akibatnya urusan Bai Luoyin ke luar negeri untuk sementara ditangguhkan. Di hari keenam akhirnya ada waktu luang, tapi tanpa sengaja Jiang Yuan bertemu teman lamanya sewaktu sekolah yang baru pulang dari luar negeri, akibatnya Jiang Yuan menghadiri undangan makannya. Saat Jiang Yuan mendengarkan pengalaman betapa hebatnya sekolah luar negeri, membuat Jian Yuan semakin optimis untuk keyakinan Bai Luoyin, saya harus mengirim Bai Luoyin ke luar negeri dan menetap di sana, menghabiskan masa tua dengan anak dan keluarganya di sana.
Jiang Yuan membayangkan segalanya dengan indah, tidak ada kesulitan jika kita terus berusaha dan kerja keras. Sama seperti ketika dia menyerah dari kehidupan Bai Hanqi, dia terus berjuang demi kehidupannya sampai akhirnya menikah dengan seorang laki-laki kaya dan terpandang, orang-orang di sekitarnya mengira dirinya gila, tapi kenyataannya sekarang dia bisa berdiri tegak.
Tidak ada seorang wanita terlahir dengan kesulitan, yang ada hanya seorang wanita yang tidak mau berusaha mencari kemajuan.
Itulah moto Jiang Yuan yang sering dia ucapkan pada dirinya sendiri.
Saat itu hari sudah gelap, mereka kembali ke rumah, Jiang Yuan begitu sigapmwm uat dan menyiapkan makanan. Seperti biasa Gu Weiting dan Gu Hai duduk di sana, setelah itu Jiang Yuan mengambil tas dan mengganti sepatunya di dekat pintu, "Saya ada urusan sebentar, kalian makanlah pelan-pelan".
Gu Weiting tidak merespon apa-apa selain berkata, "Mau kemana malam-malam begini?"
"Masalah Luoyin ke luar negeri".
"Kenapa harus secepat ini?". Gu Weiting menyipitkan matanya.
Jiang Yuan tersenyum, "Cepatkah? Kurasa ini sudah terlalu lambat".
"Mengapa tidak besok pagi saja? Apa orang yang akan kamu temui punya waktu malam ini?".
"Saya takut besok ada hal lain yang harus diurus, dan hal ini menjadi tertunda lagi". Jiang Yuan memakai sepatu dan bersiap membuka pintu.
"Kenapa tidak mencari orang saja untuk mengurus ini". Gu Weiting berkata.
"Meskipun begitu tetap saya yang harus turun tangan, saya benar-benar tidak yakin".
Setelah mengatakan itu, Jiang Yuan tersenyum kepada Gu Hai, lalu berpamitan dan keluar pintu.
Pada kenyataannya, Jiang Yuan belum menghubungi Bai Hanqi untuk masalah ini, begitupun dengan Bai Luoyin. Jiang Yuan berpikir bahwa ini adalah masalah kecil yang bila ada waktu luang bisa diselesaikan segera.
Sementara sepanjang malam ini Gu Hai hanya duduk di kamar ibunya.
--------
Hari sudah pagi, Bai Hanqi menghampiri Bai Luoyin, "Hari ini papa akan pergi mengunjungi bibinya Tongtian, makan siang sudah siap di lemari".
Bai Hanqi pergi bersama bibi Zou dan Meng Tongtian, dengan membawa sekantong besar hadiah.
Hari ini sudah hari ketujuh, Bai Luoyin melihat ponsel, ada pesan dari Shi Hui.
Bai Luoyin tidak membacanya, dia langsung mengirim pesan teks.
"Hari ini bisa bertemu? ".
Setelah beberapa saat, datang pesan daru Shi Hui.
"Kapan?".
Tapi saat itu Bai Luoyin sudah pergi ke kamar mandi, saat menggosok giginya di depan cermin, dan setiap kali dia memandang cermin itu, dia selalu melihat jaket seragam sekolah yang tergantung di belakangnya.
Karena yakin pada malam tahun baru Gu Hai pasti tidak akan ada di apartemen, akhirnya Bai Luoyin memutuskan mengunjungi rumah itu walau tidak ada yang harus dikerjakan, sekedar ingin melihat-lihat saja keadaan rumah keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN
RomanceBUKU 2. MUSIM KE-1 悸动青春 (jì dòng qīngchūn - Gejolak Masa Remaja) Bab 80 - Bab 208 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyī...