145. 见证奇迹时刻-Menyaksikan Keajaiban

2.5K 122 3
                                    

Sejak malam ketika dimana Bai Luoyin kabur ke rumahnya, dia sudah tahu konsekuensinya bahwa akan ada hari seperti itu. Memilih hidup bersama Gu Hai, sama halnya dengan memilih jalan buntu, Gu Hai tidak bisa selamanya menjadi Top. Jika harus kembali melarikan diri, itu hanya akan membuat hubungan menjadi rusak, namun Bai Luoyin tetap tidak bersedia untuk menjadi Bot, tapi hal itu seakan seperti ada tali kawat yang terus melilit erat, tidak bisa dihentikan, jika dipotong, maka akan terasa sakit yang luar biasa di dalam hatinya.

Kepalanya menggantung, kemudian pasrah beristirahat di bahu Gu Hai, tangan itu bermain di atas perut Gu Hai sampai bagian bawah perut, dengan demikian ia merasa tidak perlu lagi merasa khawatir akan dimangsa olehnya, juga tidak ada kekhawatiran lagi untuk melarikan diri.

Tangan Gu Hai mengangkat kepala Bai Luoyin dari bahunya, dan menatap Bai Luoyin dengan tatapan penuh gairah. Hatinya berkata, "Dasar penjahat! Kau selalu menyiksaku sepanjang hari, membuatku hilang kesabaran dan kelaparan, melahapmu, ingin rasanya mulut ini melahapmu, ingin marah tapi hatiku menolaknya, menghadapimu apa yang harus kulakukan?".

Bai Luoyin membalas tatapan Gu Hai, hatinya menggerutu. Dasar kucing kecil yang serakah, hanya tahu bagaimana caranya makan setiap hari, lebih Bagus mulutmu itu kecil, kenapa harus menjadi besar, lihat saja lambat laun ksu pasti akan menyesal!

Sekitar dua menit kedua orang itu saling tertegun menatap satu sama lain, tidak ada rasa canggung saat mereka saling berpelukan, bibir mereka bertemu dalam satu ciuman, keduanya aktif saling memberikan ciuman seolah ingin menelan bulat-bulat, gairah itu dipenuhi api yang berkobar-kobar, janggut tumpul mereka saling bergesekan, seakan dagu itu mengeluarkan arus listrik yang kuat, menjalar dari leher menuju dada hingga menuju perut dan terus sampai bagian bawah, hingga meledak menjalar ke seluruh tubuh.

Selama diabaikan, Gu Hai benar-benar ingin melakukannya, gairah itu dengan cepat menjalar ke seluruh tubuhnya, tangan Gu Hai mulai menjalar hingga di ujung pakaian Bai Luoyin, perlahan merayap di sepanjang perut rata itu, Bai Luoyin langsung meletakkan tangannya di antara kaki Gu Hai, seketika ia merasakan bongkahan dari balik kain lembut itu berdenyut dan hangat.

Tubuh itu langsung mencapai titik didih yang sempurna.

Suara napas yang berat memenuhi ruang tamu. Pada saat suasana panas itu, tiba-tiba Gu Hai menghentikan tangan aktif itu dan berkata dengan samar. "Pergilah mandi".

Bai Luoyin tidak ingin berhenti.

Gu Hai kembali berkata: "Saya tidak ingin memaksamu lagi. Kau pasti lelah sudah memutar otak untuk membodohiku, mandilah dan tidur".

Setelah berkata, Gu Hai segera bangun dan berjalan dengan perlahan meninggalkan kekasihnya itu. Bai Luoyin hanya bisa menatap lama punggung Gu Hai, menatapnya dengan tatapan aneh dan penuh tanda tanya, Bai Luoyin segera mengejar Gu Hai, lengannya langsung merangkul leher Gu Hai, dan berkata dengan suara dingin, "Bukankah kamu menyukainya? Apa suasana hatimu sedang tidak baik?".

"Itu kau tahu, maka dari itu kamu masih datang padaku".

Kemudian Gu Hai memasuki kamar mandi dan menutupnya, melihat ekspresi Bai Luoyin yang seperti itu, Gu Hai sadar bahwa dia telah bersedia.

"Bantu saya menggosok punggung". Gu Hai membelakangi Bai Luoyin.

Bai Luotin tidak peduli, dia terus mandi membilas tubuhnya. Dalam detik berikutnya, Gu Hai tiba-tiba melompat ke depannya, segera merebut gagang shower dari tangan Bai Luoyin, membesarkan semprotan airnya, dan menyemprotkannya ke yinzi kecil.

KECANDUAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang