137. 自作孽不可活 - Akibat Dosa Sendiri

2.6K 133 15
                                    

Tangan Bai Luoyin masih bermain dengan si haizi kecil yang tidak berdaya itu, sementara bibirnya begitu agresif mencium leher Gu Hai.

Gu Hai merasakan suatu kenikmatan yang teramat, kemudian satu kakinya ia letakan diatas pantat Bai Luoyin yang kenyal, dan menggesek-gesekannya, sementara jari-jari kakinya perlahan menyelinap ke tengah-tengah selokan sempit diantara pipi pantat sampai dia menyentuh bagian sensitif, refleks Bai Luoyin terlonjak, gerakan tangannya terhenti, mata liar itu menjadi beku, dan seluruh tubuhnya mendadak kaku.

Tidak...

jantung Gu Hai tiba-tiba menimbulkan rasa dingin.

Pasti dia masih trauma!

Bagaimana ke depannya?

Disaat Gu Hai berpikir, Bai Luoyin menyodorkan wajahnya yang tampan itu ke sisi kanan kepala Gu Hai.

"Sepertinya saya bergairah lagi".

Gu Hai menyadari bahwa ada sesuatu yang salah, karena sudah merangsang bagian belakang kekasihnya, hal itu mengalahkan rasa nyamannya. Sekali masih belum cukup? Apa masih harus untuk yang kedua kalinya? Terlalu kejam.

Tidak peduli seberapa hebat kekuatan fisiknya, tetap saja Gu Hai tidak mampu menahan siksaan Bai Luoyin seperti ini.

"Sayang, sepertinya kau harus beristirahat dulu, simpan tenagamu, kita masih banyak tugas yang belum terselesaikan".

Tidak peduli apapun, Bai Luoyin segera berbaring di atas tubuh Gu Hai, terus membelai, membelai tubuh yang ditindihnya itu, dan berkata merajuk, "Sekali ini saja, kali ini kau pasti akan merasa nyaman. Dahai...... Katanya kau akan selalu bersikap baik padaku. Ya.. Ya... Ya...?".

Sesungguhnya belaian itu membuat Gu Hai terangsang, tapi sisi lain hatinya merasa kesal dan bertanya-tanya. Biasanya dia tidak pernah manja seperti anak kecil. Tapi kenapa sekarang dia sangat manja!

Gu Hai menolehkan kepalanya, dan melihat seperti ada yang berbeda dari biasanya, kelopak mata yang sayu, menyiratkan hasrat dan harapan, jika saja ekspresi itu dia gunakan sebagai ungkapan penyerahan diri kepada Gu Hai, Gu Hai pasti akan langsung tergila-gila.

Sayangnya, tidak!

Gu Hais menghela napas panjang, sudahlah, mungkin ini pembalasan dosa waktu itu, tidak peduli mau berapa kalipun, yang penting niatku kali ini demi sang istri mendapat kepuasan, kali ini biarkan dia merasa senang, tapi cukup kali ini saja, tidak untuk seterusnya.

Siapa juga yang membuatmu jatuh cinta kepadanya?

Pada akhirnya, tindakan Bai Luoyin itu tidak menjamin apa-apa, sepanjang permainan Gu Hai benar-benar tidak menikmatinya, sialnya, tidak hanya melakukannya sekali saja. Sepanjang malam seperti ayam yang tersiksa, tapi terus bermain dan terus, saling memberi rangsangan, lagi dan lagi, berbagai posisi telah dilakukannya, dilemparkan kesana-kemari, berkali-kali ejakulasi, sampai pada saat ejakulasi yang terakhir tidak ada yang bisa dikeluarkan lagi, walau daerah selangkangan dan pinggul sudah merasa pegal dan sakit, badan sudah lemas tapi semua itu tidak pernah menyurutkan libidonya.

Akibatnya, dipagi hari, kedua orang itu merasakan ganjarannya.

Situasi Gu Hai secara alami tidak perlu dikatakan lagi bahwa tidak terlalu melelahkan untuk melakukan triatlon gaya Cina. Tidak terlalu menyakitkan untuk menancapkan paku ke tulang. Bailuin larut malam, lelah dan segera tertidur, saya ingin mengambil kesempatan ini untuk beristirahat dengan baik, dan saya terbangun pagi-pagi.

Ketika di kamar mandi, Bai Luoyin mengeluarkan burungnya, dia melihat burung itu sudah bengkak, merasakan sakit jika disentuh dengan tangannya, dan terlebih lagi ketika buang air kecil. Kemudian Bai Luoyin menempelkan satu tangannya di dinding untuk menopang tubuhnya, sedang tangan satu lagi ia gunakan untuk memimpin burungnya, tidak hanya harus menahan rasa sakit di kemaluannya, ia juga masih harus menahan rasa sakit di pinggulnya, saat itu seluruh proses seperti berjuang di medan pertempuran.

KECANDUAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang