Setelah tertawa terbahak-bahak, Bai Hanqi melihat hanya mulut sendirinyalah yang tertawa di ruangan itu, sementara yang lainnya menunjukkan wajah minus dua puluh derajat.
Pada awalnya, bibi Zou ingin menunjukkan senyum bersama dengan Bai Hanqi. Tapi hasilnya, ketika matanya menyentuh pandangan dua orang itu, seketika senyum itu pudar.
Sampai pada akhirnya, Jiang Yuan-lah yang pertama bereaksi, wajah sinis itu terpampang di hadapan Bai Hanqi.
"Bai Hanqi, apa kamu punya otak? Anak itu punya masalah serius, dan kamu masih bisa tertawa!! Pantaskah aku mengatakan kalau kamu adalah orang yang berhati mulia, atau sebaliknya, haruskah aku mengatakanmu orang yang paling bodoh? Putraku tidak sedang mengalami cinta monyet, juga bukan mempermainkan seorang gadis, tapi dia memiliki masalah dengan orientasi seksualnya. Apakah ini bukan gangguan psikologis yang serius? Kau mengerti tidak sih?!".
Bai Hanqi dengan tenang menghadapi Jiang Yuan.
"Ingin tahu kenapa anakmu tidak menyukai wanita? Saya rasa kamu sudah tahu jawabannya?".
Mendengar itu, Jiang Yuan sangat marah, sehingga dia menunjuk Bai Hanqi, dan berkata, "Apa maksudmu mengatakan itu?!".
Gu Weiting menggebrak meja. "Sudah. Jangan bertengkar!".
Setelah Gu Weiting berteriak, tidak ada lagi yang berani berbicara.
"Bai Laodi, biar saya jelaskan kepadamu. Tidak mungkin bagi saya untuk menyetujui hubungan mereka! Maksud saya mengundang kalian berdua, tidak lain untuk menyelesaikan masalah ini, terlepas apakah anda menyetujuinya atau tidak, hal ini sudah terjadi. Tidak tahu benar atau salah, anda maupun saya pasti memiliki beban dalam hati".
Jiang Yuan mengeluarkan kertas tisu dan menyeka air matanya, wajahnya tampak lebih sedih daripada orang lain.
Hidangan di atas meja itu masih utuh, tidak ada yang berkeinginan untuk mengangkat sumpit, semua terdiam.
Kemudian Gu Weiting mengangkat gelas anggur, dan mengayunkannya di depan Bai Hanqi.
"Bai Laodi, saya harap dengan minum segelas anggur ini, anda dapat menemukan solusi yang tepat".
Dua orang itu meneguk anggur.
Seperti kata pepatah, anggur menyulut kekuatan dan keberanian. Setelah Bai Hanqi menghabiskan segelas anggurnya, seketika pipinya memerah, tenggorokannya tersedak.
"Mengenai masalah ini, biarkan mereka berjalan dengan jalannya sendiri".
Gu Weiting, "...".
Air mata Jiang Yuan sudah mengering, kini matanya menatap lurus ke arah bibi Zou.
"Bukankah Yinzi mengatakan kalau kamu sama dengan ibunya? Coba sebagai ibu aku ingin dengar, bagaimana menurutmu tentang masalah ini?".
Bibi Zou sangat gugup, tanpa sadar dia melirik ke arah Bai Hanqi, dan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Jiang Yuan sambil tersenyum.
"Sebenarnya, saya ikut ke sini hanya ingin menjadi pendengar saja".
Jiang Yuan sangat kesal mendengarnya.
Kini Gu Weiting mulai paham kalau orang yang ia undang itu bukanlah orang yang satu pemikiran.
Tidak heran jika hubungan anak itu dapat berkembang begitu cepat, ternyata di balik itu, ada orang salah yang mendukungnya.
"Saya tidak peduli bagaimana caramu mendidik putramu. Yang jelas, aku harus mendidik putraku dengan benar!".
Setelah mengatakan itu, Gu Weiting meninggalkan ruangan dengan wajah masam.
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN
RomanceBUKU 2. MUSIM KE-1 悸动青春 (jì dòng qīngchūn - Gejolak Masa Remaja) Bab 80 - Bab 208 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyī...