115. 深夜强行拷问 - Siksaan Tengah Malam

3.2K 144 4
                                    

Bai Luoyin masih berdiri sendirian di balkon untuk waktu yang cukup lama, sampai seluruh tubuhnya terasa dingin, hatinya telah normal kembali. Kemudian dia mulai menyeret kaki lelahnya kembali ke ruang tamu.

Gu Hai masih tergeletak di bawah,terlihat tidurnya begitu pulas, Bai Luoyin berpikir sejenak, biasanya tidur sepulas apapun Gu Hai akan selalu waspada, namun kali ini bunyi telepon berkali-kalipun bahkan sangat lama Gu Hai tetap tidak dapat mendengarnya, ini bisa, dilihat Gu Hai pasti minum banyak. Bai Luoyin terus menatap Gu Hai dengan tenang, dia ingin memindahkan Gu Hai ke tempat tidur, tapi Bai Luoyin merasa bahwa dirinya tidak akan mampu jika harus memangkunya.

Bai Luoyin sangat jarang melihat Gu Hai diam seperti ini, terlihat sangat jujur dan polos. Gu Hai memang seperti macan tutul, meskipun hanya mengenakan baju dan celana panjang tipis, tubuhnya yang membentang di atas karpet, lengannya yang kuat dan kaki panjangnya yang santai. Tapi semua itu memancarka kekuatan besar, seolah-olah dia akan melompat secara tiba-tiba, dan kukunya yang siap mencakar.

Bai Luoyin merasa bahwa Gu Hai adalah seorang yang memiliki karakter, begitu sulit untuk meraba emosinya. Ketika dia sedang dingin, tatapan matanya mampu membuat orang-orang bergidik, ketika dia sedang baik, dia akan sangat lembut seperti buah kesemek, tapi jika sedang serius maka akan berubah seperti senapan yang siap menembakkan pelurunya, begitu rasa cintanya datang maka dia tidak bisa mengendalikan emosinya, ketika sifat jahatnya datang, maka sifat nakalnya muncul, yang membuat orang merinding...

Orang seperti itu terlihat rumit tetapi sederhana.

Bai Luoyin nyatanya memiliki kepribadian yang sama, sama-sama keras, tapi Bai Luoyin tidak bisa mengontrol dan terlihat gampang terpengaruh, seperti dia bisa kejam terhadap Gu Hai tapi detik berikutnya dia bisa berubah lembut terhadap Gu Hai.

Misalkan sekarang ini, Bai Luoyin hanya bisa memandang Gu Hai untuk waktu yang lama dan tidak tega membangunkannya.

Tapi nyatanya, Bai Luoyin sendiri memutuskan untuk memindahkan Gu Hai ke kamar tidur.

Memang terdengar konyol, tapi memang Bai Luoyin melakukannya, Dia memangku Gu Hai walau dia sedikit kepayahan, tetapi dia terus berusaha mengerahkan seluruh kenampuannya, perlahan tapi pasti, akhirnya sampai ke kamar tidur. Bai Luoyin membaringkan Gu Hai ke tempat tidur, kemudian melepas sepatu dan pakaiannya.

Gu Hai sepertinya mendengus, Bai Luoyin menghentikan aksinya kemudian menatap wajah Gu Hai secara mendalam.

Kelopak mata yang tertutup, bulu mata yang pendek tetapi padat, dan jembatan hidungnya sangat tinggi, sehingga wajah menjadi sangat padat, bibirnya yang merah tua, namun dapat dilihat bahwa ini adalah bibir tipis seorang pria.

Kemudian Bai Luoyin mengusap kepala Gu hai diatas rambutnya yang tebal, perlahan Bai Luoyin menurunkan wajahnya agar bibir Gu Hai bisa terpaut dengan bibirnya.

Pada saatitu bibir tipis itu melekat, Bai Luoyin tidak tahu mengapa dia mempunyai keberanian seperti itu, yang dia tahu hatinya merasa sedang kacau.

Mulut Gu Hai mulai terbuka, seketika bau alkohol menyeruak menembus hidung, hal ini justru membuat hasrat Bai Luoyin semakin tak terkendali, Bai Luoyin terus memainkan lidahnya di dalam mulut Gu Hai dengan liar, entah di gigit atau tergores gigi, tanpa sadar lidah Bai Luoyin telah berdarah, dia terus melampiaskan nafsunya, sampai akhirnya darah dan bau itu bercampur.

Gu Hai terbangun, lengannya terangkat, segera memeluk leher Bai Luoyin.

Kali ini Bai Luoyin tidak berontak, justru ketika mata mereka bertemu tidak ada rasa malu sedikitpun, Bai Luoyin semakin brutal, dengan kasar merobek baju tipis Gu Hai, membuka ikat pinggangnya, Bai Luoyin berubah menjadi serigala liar, tanpa ada kesabaran, Bai Luoyin menarik celana panjang Gu Hai, tanpa sadar ikat pinggang itu memecut Gu Hai, dan itu menyakitkan.

KECANDUAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang