167. 又一炮灰倒下-Debu Dari Tembakan Telah Turun

1.6K 112 23
                                    

Setelah dua orang di belakangnya hancur, Bai Luoyin masih harus bertarung dengan orang di depannya.

Awalnya, Bai Luoyin memiliki kemampuan lebih tinggi daripada lawan-lawannya, tapi karena sebelumnya dia telah mengeluarkan tenaga untuk menghadapi pengepungan, dan ini sepertinya ada sedikit kesulitan untuk mengejar ketertinggalannya. Tampak buruk, setiap kali Bai Luoyin akan menyusulnya, lawan di depan itu, entah sengaja atau tidak, orang itu selalu menghalangi lintasan, bahkan sering mengubah kecepatannya. Seperti ide bunuh diri, yang tidak peduli dengan kekuatan fisiknya.

Pada saat itu, Gu Hai telah mencapai landasan lari. Mengabaikan saran dari Luo Xiaoyu, dia langsung menghajar orang di depan itu, kemudian dengan tenang memberi tahu Bai Luoyin. "Jaga jarak tiga meter dari orang itu".

Ketika Bai Luoyin mendengar suara Gu Hai, perasaan cemas Bai Luoyin langsung mereda.

Gu Hai yang pernah tinggal lama di asrama tentara, dan sudah banyak mengikuti pelatihan. Berlari jarak jauh merupakan salah satu latihan dasar. Jadi dia bisa mengetahui bagaimana mengambil teknik pernapasan, postur badan disaat berlari, posisi kaki, dan sebagainya. Hasilnya, dia sudah bisa membaca, dengan kecepatan dan ritme yang tanpa perhitungan, maka sudah bisa ditebak tidak akan bisa melewatinya.

Benar saja, setelah melewati dua setengah putaran, orang itu sudah kepayahan seperti bola kempes.

Bai Luoyin segera dengan cepat menyusulnya, dan berhasil menempati posisi pertama. Sorak sorai dan tepuk tangan bergemuruh di tribun.

Pada saat itulah Gu Hai muncul dan ikut berlari di samping Bai Luoyin.

Bai Luoyin sudah kelelahan, tetapi dia masih bisa menahannya. Disaat dia menoleh dan menatap Gu Hai, masih ada rasa cemburu kepada Luo Xiaoyu. Dengan sinis berkata. "Mau apa kesini?!".

Gu Hai tersenyum, "merindukanmu".

Tidak pernah terbayangkan, dalam kompetisi megah ini, diiringi emosi yang mendalam, dua anak laki-laki itu saling mengucapkan kata-kata cinta yang memuakkan, juga tidak pernah terbayangkan, di tengah perjuangan panjang, masih ada yang menyatakan rayuan gombal.

Masih ada lima putaran terakhir. Untuk jadi yang pertama jelas tidak masalah baginya. Berjuang dan berjuang.

Gu Hai bisa melihat bagian depan tubuh Bai Luoyin yang telah kuyup, napasnya tidak beraturan, tidak seperti pada saat di awal, mungkin sudah banyak tenaga yang terkuras, membuat tampilannya begitu menyedihkan.

Melihat masih ada empat putaran lagi, sementara istrinya masih harus berjuang. Gu Hai merasa tidak tahan lagi.

"Bagaimana kalau tidak usah dilanjutkan?".

Bai Luoyin marah, "Ada ya orang memberi semangat seperti ini?".

Gu Hai mengerutkan keningnya, "Bukankah ini sebuah perhatian?".

Bai Luoyin mengabaikan perkataan Gu Hai, dia mengambil rencananya sendiri, dia mulai mempercepat larinya pada akhir putaran ketiga.

Gu Hai mengimbanginya, dan bertanya, "Mengapa mempercepat larimu?".

"Memecahkan rekor".

"Memecahkan rekor?". Gu Hai seperti terpukul, wajahnya berubah menjadi gelap. "Mampu mendapatkan yang pertama itu sudah cukup, kenapa kamu ingin memecahkan rekor? Kalaupun ada poin tambahan untuk kelas kita, apa untungnya buatmu?".

Bai Luoyin berkata dengan susah payah, "Tidak bisakah kamu diam?!".

Aku sedang lelah, kau masih saja membuat semangat juangku turun, aku benar-benar tidak mengerti kenapa kamu tiba-tiba bisa ada di sini!

KECANDUAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang