124. 街头偶然相遇 - Tanpa Sengaja Bertemu

2K 117 0
                                    

"Katamu, Dahai sedang liburan musim dingin?". Li Shuo bertanya pada Zhou Shihu.

"Harusnya sih dari kemarin-kemarin, coba lihat tanggal berapa sekarang?".

Li Shuo melihat tanggal, seketika wajahnya seperti menjadi takjub. "Sekarang sudah tanggal dua puluh dua, dan besok adalah hari xiǎonián.

[小年 - xiǎonián, perayaan sebelum tahun baru, biasanya jatuh pada tanggal 23 bulan 12]

"Betul, maka dari itu, pasti dia sedang liburan".

"Biasanya dia akan selalu menghubungi kita kalau akan pergi liburan".

Zhou Shihu menghela napas, dengan malas menjawab. "Mungkin ada sesuatu yang akhirnya melupakan kita".

Li Shuo tiba-tiba menyeringai, tangannya memukul lengan Zhou Shihu. "Eh, maksudmu dia itu kucing yang disekap saudaranya di rumah?".

"Kau, lihatlah kebodohanmu!". Zhou Shihu memukul kepala Li Shuo, "sesama pria memangnya akan melakukan hal aneh?".

"Ketika terakhir kali kita ke rumahnya, mereka terlihat bahagia!".

Zhou Shihu tertawa, seolah-olah mengingat acara makan malam waktu itu. "Mungkin juga sih".

"Ha ha ha...". Li Shuo berdiri kemudian berkata. "Ayo jalan".

Mereka berdua terus berbicara sambil mengemudi. "Saya suka melihat Dahai dan Yinzi bersama, mereka terlihat menyenangkan"

"Betul, ini pertama kalinya saya melihat Dahai bersikap lembut pada orang lain".

Sampai akhirnya mereka tiba di tempat Gu Hai, bel sudah dibunyikan, tapi tidak ada yang membuka, ketika menggedor pintu, tidak ada yang respon, sampai akhirnya mereka menghubungi Gu Hai, hasilnya tetap sama, tidak ada yang menjawab.... Akhirnya mereka menemui petugas apartemen, katanya, sudah beberapa hari ini dia tidak melihat pemilik tempat itu.

Panggilan telepon dari Gu Hai.

"Saya sedang di pangkalan militer, ada apa?".

"Katakan ada apa? Kau tidak ingin mengatakan apapun setelah liburan panjang, kukira kau disekap seseorang".

"Ke sinilah".

Kedua orang itu menuju pangkalan militer.

------

Gu Weiting sedang berdiri di tepi danau, matanya terfokus pada sosok bayangan yang mengapung di atas air. Semakin lama semakin jauh perjalanannya, sampai melampaui garis pandangnya yang hanya menyisakan riak air.

Ajudan Sun menyerahkan teleskop kepada Gu Weiting.

Gu Weiting menepisnya, "Tidak usah".

Ajudan Sun sejenak ragu, namun masih memaksakan berbicara, "Bagaimana kalau saya menyuruh seseorang untuk menjemput Xiaohai, berenang di musin dingin akan banyak risikonya".

"Tidak hanya dia yang berenang! Begitu banyak tentara yang berlatih, bagaimana bisa terjadi sesuatu?".

"Anda jangan membandingkannya dengan para prajurit itu!".

Dia adalah puteramu satu-satunya, kenapa anda menjadi tidak berperasaan...

Mata Gu Weiting yang serius menatap wajah ajudan Sun, dan ada keagungan dalam suaranya.

"Sejak kapan kamu menjadi sangat cerewet? Atau kamu ingin ikut berenang juga".

Ajudan Sun hanya bisa menghela napas setelah melihat lapisan es tipis yang ada di permukaan air.

Sekarang saya harus berdiri dengan sagat hati-hati, sudah berapa kali musim dingin tidak turun ke air, ketika saya masih muda, 10 km berenang tanpa ada kesulitan.

KECANDUAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang