Sudah lima hari Gu Hai belum juga masuk sekolah.
Bai Luoyin mengumpulkan barang-barang Gu Hai, mulai dari buku P.R., surat-surat, alat-alat olahraga, juga surat untuk orang tua...
Sore hari di kelas kedua, Dan Xiaoxuan memerlihatkan selembar kertas kepada Bai Luoyin.
"Saya mendengar kalau Gu Hai akan pindah sekolah, benarkah?".
Bai Luoyin kaget, ini pertama kalinya dia merespon surat untuk orang lain.
"Bagaimana kamu tahu?".
Dan Xiaoxuan menariknya lagi.
"Waktu itu saya pergi ke kantor sekolah, dan saya mendengar guru sedang membicarakan masalah ini".
Bai Luoyin terdiam, pikirannya kalut.
------
"Pa, saya keluar sebentar".
"Bukankah ini sudah malam?". Bai Hanqi mengejarnya. "Kamu tidak makan malam dulu?".
Bai Luoyin sudah keluar dari gang dengan sepeda.
Tempat di mana Gu Hai tinggal terletak di daerah yang paling ramai dan elit di Beijing. Dibanding dengan gang di mana tempat Bai Luoyin tinggal suasananya benar-benar sangat berbeda. Yang satu memiliki cita rasa klasik dan tua di Beijing, dan yang satunya penuh dengan suasana komersial modern. Bersepeda menelusuri jalanan yang luas, di matanya terlihat semua mobil mewah, kelas eksekutif, wanita cantik, orang-orang sukses...
Ketika bel pintu berbunyi, seorang wanita paruh baya membukakan pintu.
"Permisi, apakah Gu Hai tinggal di sini?".
Wanita itu melihat Bai Luoyin dari atas hingga bawah dengan darah putih, matanya penuh selidik.
"Anda siapa?".
"Saya teman sekelasnya".
Wanita itu melihat wajah Bai Luoyin yang masih kekanakan, jadi dia berpikiran kalau anak itu tidak mungkin seorang penipu. Kemudian dia mempersilakannya masuk ke sebuah ruang pribadi.
Gu Hai berbaring di tempat tidur menikmati layanan pijat.
Kehidupannya saat ini sangat sehat tapi membosankan. Setiap pagi dia berolah raga di fitness centre, sore harinya dia pergunakan untuk istirahat, malam harinya pergi ke tempat Spa, kadang juga dia memanggil seorang psikiater untuk meringankan suasana hatinya.
"Tuan Gu, ada seseorang yang mencarimu. Katanya dia adalah teman sekelasmu. Bolehkah dia masuk?".
Gu Hai yang sedang berada di tempat tidur pijat, dengan malas dan matanya yang tertutup, membuka sedikit suaranya .
"Suruh dia masuk".
Dua menit kemudian Bai Luoyin memasuki ruangan yang diantar oleh wanita paruh baya itu.
Sudah tujuh hari mereka tidak bertemu. Ketika Bai Luoyin melihat Gu Hai, dia merasakan seperti ada suatu jarak yang jauh.
Keadaan menjadi sunyi untuk waktu yang lama. Kemudian Gu Hai membuka matanya dan terlihat wajah yang akrab namun asing. Lukanya yang baru saja sembuh langsung robek lagi seketika, nasihat-nasihat psikiater dalam sekejap terlempar ke belakang. Pijatan yang tadinya terasa nyaman tiba-tiba berubah menjadi menyakitkan.
"Mau apa kamu datang ke sini?". Tanya Gu Hai dingin.
Bai Luoyin menarik napas panjang dan mencoba membuat suaranya terdengar normal.
"Saya hanya ingin mengembalikan barang-barangmu".
Gu Hai menatap Bai Luoyin dengan tatapan arogan, "Apa kamu pikir aku masih membutuhkan barang-barang itu?".
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN
Roman d'amourBUKU 2. MUSIM KE-1 悸动青春 (jì dòng qīngchūn - Gejolak Masa Remaja) Bab 80 - Bab 208 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyī...