108. 白老爹大喜日 - Hari Bahagia Ayah Bai

2.2K 152 9
                                    

Setelah, Gu Hai mengeluarkan semua unek-uneknya di telepon, akhirnya dia bisa tidur nyenyak. Setelah pagi hari, Gu Hai hendak pergi dengan Gu Yang.Gu Yang mengambil mobil, sementara Gu Hai berdiri di depan pintu menunggunya.

Tiba-tiba ada sepeda yang terhenti di depannya.

Gu Hai merasa terkejut sekaligus kagum, dia tidak menyangka kalau Bai Luoyin ajan menemuinya pagi ini. Tampaknya istriku tidak selalu harus dimanjakan, ada kalanya harus ada sedikit gertakan. Gu Hai merasa bangga dan bahagia, tapi dia tidak menunjukannya.

"Kenapa kau datang ke sini? Apa tidak malu mengendarai sepeda jelek?".

Maksudnya, bukankah kamu selalu menempatkan kita di kelas yang berbeda? Hari ini, saya akan mengabulkan apa yang selalu kamu ucapkan, yang membuatmu selalu merasa terluka, membiarkanmu bagaimana rasanya jika niat baik diperlakukan dengan buruk.

Tanpa ekspresi, Bai Luoyin mengulurkan tangannya dengan sekantong makanan, berisi roti kukus.

Aroma roti menerpa hidung!

Gu Hai melihat kantong itu dengan mulut terbuka, tapi dia sengaja pura-pura tidak melihat.

"Apa?".

Bai Luoyin mengambil roti itu dari dalam kantong, segera memasukkannya ke mulut Gu Hai.

"Roti, saya baru saja membeli dari bibi Zou, kau pasti belum makan selama beberapa hari ini kan?".

"Kenapa kau membelikanku roti?".

Mulut Gu Hai penuh makanan, dia berkata sambil mengunyah, hasilnya setiap perkataan tidak sesuai dengan gerakan mulutnya.

"Sini kembalikan jika kamu tidak mau makan".

Ketika Bai Luoyin akan menyimpannya kembali kantong itu, Gu Hai segera merebutnya, sebenarnya Bai Luoyin hanya ingin menggoda Gu Hai, jadi saat Gu Hai merebut kantong itu, Bai Luoyin tidak menahannya.

Sebuah mobil mewah perlahan melaju ke depan mereka.

Gu Yang menurunkan kaca jendela mobil dan menatap Gu Hai.

"Aku masih dibutuhkan tidak untuk mengantarmu sekolah?".

Mulut Gu Hai penuh makanan, di terus sibuk mengunyah, akibatnya dia tidak nyaman untuk berbicara, jadi hanya menggelengkan kepalanya untuk menjawab Gu Yang.

Gu Yang mengalihkan pandangannya ke Bsi Luoyin, dan Bai Luoyin memberinya senyuman. Kaca jendela itu perlahan-lahan naik, senyum Bai Luoyin ditembakan melalui kaca anti peluru itu.

Setelah bertahun-tahun, Gu Yang masih akan ingat senyuman itu.

Seperti berlian alami, tampilannya penuh pesona yang terus memancar, tapi bagian dalamnya begitu keras dan tak mudah ditembus.

Seminggu kemudian, Gu Yang pulang, dan hari besar Bai Hanqi dan Zou Xiuyu akhirnya datang.

Sabtu pagi hari matahari belum terbit, mulut jalan begitu ramai, ada dua aksara berwarna merah berukuran besar tertempel di pintu, juga beberapa lampion tergantung di pohon, kertas merah bekas ledakan petasan berserakan di tanah...

[喜 xǐ - Kebahagiaan]

Bai Hanqi membawa anaknya dan anak angkatnya dan beberapa rekan kerjanya untuk menjemput mempelai istri.

Ketika rombongan mempelai pria tiba di depan pintu rumah bibi Zou, mereka dihentikan oleh sekelompok wanita, pada saat ini, wanita-wanita itu menunjukan taringnya, mereka bersemangat untuk menyulitkan mempelai pria.

"Amplop merah terlalu tipis".

Akhirnya Bai Hanqi menerobos ke dalam, tapi kenyataannya sulit untuk melihat karena pintu itu hanya membuka celah kecil saja, Bai Hanqi tidak putus asa, namun baru saja akan masuk, langsung dihalang lagi.

KECANDUAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang