Siapa yang harus membuka pintu?
Kedua orang itu terdiam tidak bergerak maupun bicara.
Mereka baru saja menyelesaikan pengobatan dan belum bercelana, selain itu sama-sama dalam kesakitan.
Akhirnya, Gu Hai yang pertama kali angkat bicara sambil menggerakan bagian atas tubuhnya. "Biar saya saja".
Bai Luoyin menekan Gu Hai. "Biar saya saja, kau berbaringlah, jangan bergerak".
"Apakah kamu ingin mereka melihat kebodohanku?". Gu Hai mengangkat alisnya, matanya penuh waspada.
Bai Luoyin menghela napas. "Kita ibarat belalang yang sama-sama terjerat. Jika saya mengatakan yang sebenarnya kepada mereka, bukankah saya juga akan terseret di dalamnya? Pikirkan saja bunga Krisanmu yang rusak!".
[菊花 - júhuā (bunga Krisan), maksudnya pantat atau anus. Krisanmu yang rusak berati anusmu yang bengkak]
"Kau.....". Gu Hai merasa kesal kemudian menutup dirinya dengan selimut.
Sambil menahan pinggangnya, Bai Luoyin perlahan berjalan ke arah pintu dengan langkah kecil, sementara suara bel terus berbunyi.
"Kau datang?".
Zhou Shihu sangat terkejut setelah melihat Bai Luoyin. Kemudian dia menepuk bahu Bai Luoyin dengan kekuatan besar, hampir saja Bai Luoyin tersungkur.
"Ha ha ha... Yinzi, ternyata kamu di sini?".
Li Shuo merasa bingung. Bukankah beberapa hari yang lalu, tuan muda Gu melarang kita menyebut orang ini. Sekarang bagaimana bisa mereka begitu cepat kembali bersama?
"Dimana Dahai?". Li Shuo bertanya.
Dengan ekspresi datar Bai Luoyin menjawab, "Kamar tidur".
"Belum bangun?".
Mereka berkata sambil berjalan masuk menuju kamar tidur, Bai Luoyin mengikutinya dari belakang, menyembunyikan ketidaknyamanannya. Ketika mereka menoleh ke belakang, segera Bai Luoyin meluruskan pinggangnya pura-pura kondisinya sangat baik.
"Dahai, dasar pemalas, jam berapa ini?".
Li Shuo berkata sambil tersenyum, dan menepuk pantat Gu Hai.
Seketika leher Gu Hai tegang menimbulkan bayangan garis-garis urat biru, dan mulutnya mengeluarkan suara napas yang sulit, untungnya, ada selimut yang dapat meredamnya suaranya.
Bai Luoyin yang berada disampingnya hanya bisa menahan tawa.
Karena tidak ada tanggapan dari Gu Hai, akhirnya Zhou Shihu bertanya kepada Bai Luoyin, "Ada apa dengab Dahai?".
"Kakinya terkilir".
"Terkilir?" Li Shuo seolah tidak percaya, "Tidak. Sebelumnya dia pernah patah tangan tapi dia tidak menanggapinya, bahkan kita masih bisa bermain bola, sekarang hanya terkilir dan tidak berdaya seperti ini?".
"Betul!". Zhou Shihu menegaskan sambil membuka selimut yang membungkus Gu Hai, lalu mengangkat kaki Gu Hai, "Kaki yang ini?".
Gu Hai meregangkan kakinya, kini antara kedua kaki itu ada celah lebar, bisa dibayangkan bagaimana penderitaan Gu Hai.
"Bukan kaki yang ini? Lalu apakah yang ini?".
Sambil berkata, sambil dia menarik kaki yabg satunya lagi.
Rasa sakit yang menjalar itu mengundang Gu Hai berteriak keras, "Ahhh jangan ditarik!".
Bai Luoyin masih berdiri di samping sambil terus menahan tawa, meski didepannya ada pemandangan yang menggelitik, tapi dia tidak sampai hati untuk tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN
RomanceBUKU 2. MUSIM KE-1 悸动青春 (jì dòng qīngchūn - Gejolak Masa Remaja) Bab 80 - Bab 208 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyī...