83. 心海掠过飓风 - Hati Hai Tersapu Badai

3K 206 1
                                    

"Memangnya papa tidak peduli?".

"Kenapa harus peduli? Sudah bertahun-tahun ibumu...... Eh bukan, masalah ini...... ibumu dan papa sudah bercerai selama bertahun-tahun, dan berhak menikah lagi. Dia itu wanita merupakan hal yang bagus jika bisa menemukan seseorang yang dapat diandalkan. Papa juga tahu kalau ibumu suka mencarimu sampai berkali-kali, kamu jangan merasa asing terhadapnya, juga jangan terus menyalahkan dia, walau bagaimanapun dia itu ibumu salah satu wanita yang benar-benar langka di dunia ini yang secara tulus selalu berusaha menjadi yang terbaik untukmu".

Kelopak mata Bai Luoyin terkulai, dia melihat ke bawah, "Saya rasa dia itu benar-benar egois".

"Aduh, nak!". Bai Hanqi menyentuh wajah Bai Luoyin dan mengangkatnya, "Orang mana yang tidak egois? Jika kau berada di posisinya, kamu tidak menikah untuk hidup, Apa bisa terus hidup sendiri?".

Bai Luoyin tidak menyangkal tapi tidak mau mengakuinya. Pada akhirnya dia hanya menghela nafas.

"Kenapa tidak pernah mengatakan sebelumnya?"

Bai Hanqi merasa tergelitik dia tidak tahu harus tertawa atau menangis, "Kau juga tidak bertanya!".

Bai Luoyin meruntuhkan bahunya, kenapa ini? Pembahasannya jadi sejauh ini......

Ekspresi Bai Hanqi berubah, "Kenapa kita jadi membahas ibumu? Bukankah kita sedang membicarakan Gu Hai? Dengar, pokoknya kamu harus meminta maaf, dan lihat apa yang akan terjadi".

"Saya tidak mau minta maaf!". Timpal Bai Luoyin.

"Anak ini, bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu?". Bai Hanqi merasa cemas, "Apakah dia penyebab ayahnya menikahi ibumu? Bukankah dia juga sebagai korban? Hanya karena kau tidak menyukai ayahnya lalu membenci anaknya? kalian berdua harus tetap akur, dia itu sangat baik kepadamu...... "

"Saya tetap tidak akan meminta maaf padanya".

"Kau..... Apa yang saya katakan itu tidak membawa kebaikan padamu?".

"Pa, kau terlalu khawatir, saya tahu apa yang harus saya lakukan". Bai Luoyin mendorong ayahnya, "Cepat tidur".

"Kuberi tahu! Pokoknya dalam waktu tiga hari ini kamu harus bisa membawa Gu Hai kembali".

"Iya, saya tahu".

Ketika Bai Hanqi kembali ke kamarnya, Bai Luoin masih berdiri sendiri di balik pintu untuk waktu yang lama, dan hatinya terasa hampa. Satu sisi karena komentar ayahnya, karena merasa sedikit tertekan, di sisi lain karena Gu Hai, jika saja dia tahu kalau ayahnya, akan bersikap seperti itu, dia tidak akan berkata seperti itu, dan untuk sekarang dia masih belum bisa melakukannya.

Apakah saya harus bersikap lembut?

Malam itu Bai Luoyin tidak bisa tidur, sampai fajar tiba kegelapan langit perlahan memudar dan Bai Luoyin pun akhirnya memutuskan untuk menemui Gu Hai, apapun hasilnya, walau harus menerima banyak hardikan darinya dia sudah tidak peduli lagi, dia akan menekan giginya demi untuk memulihkan hubungan ini.

Pagi-pagi sekali Bai Luoyin menaiki sepeda diiringi dedaunan yang berguguran.

"Ayo rendahkan tubuhmu, tundukan wajahmu, lepaskan harga dirimu, tidak ada salahnya lelaki menundukan kepalanya...". Selama di perjalanan Bai Luoyin terus bergumam kepada dirinya sendiri.

Di depan ada jalanan turun, kemudian akan ada tikungan tajam setelah lereng, Bai Luoyin harus memainkan tangannya agar fungsi rem bisa tetap stabil.

Namun hasilnya di luar prediksi ketika tiba-tiba ada dua orang yang berlari dari arah yang berlawanan, rem sepedanya tidak imbang, meskipun Bai Luoyin telah berusaha menahan dengan kakinya. Pagi itu masih berkabut sehingga membuat pandangan Bai Luoyin sedikit kabur, tidak tahu siapa orang itu, yang jelas Bai Luoyin hanya bisa menebak paling sekitar berusia 20 tahunan, tinggi badan mereka sama.

KECANDUAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang