"Iya jelas lah abang sayang sama Dinda,"
Pria berlesung pipi itu tersenyum, "kaya Jun sayang ke Dinda."
Dinda mendesah kesal.Masih saja ia ingat kata-kata Jeff semalam.
"Adek?"
Johnny membuka sedikit pintu kamar si bungsu, "Maaf abang masuk, daritadi abang ketuk nggak dijawab. Yuk, sarapan."
"Iya bang, abis ini aku ke bawah."
Buru-buru ia menyambar jaket dan tas sekolahnya lalu menyusul Jun dan Johnny yang sudah rapi di meja makan. Nggak sih, cuma Johnny yang sudah rapi dengan baju kerja nya. Jun yang masuk sore masih setia memakai kaos longgar dan celana basket nya.
"Kok bengkak sih matanya? Begadang ya semalem?" Jun mengangkat sedikit dagu adiknya.
"Iya, hehe. Nanggung kak tinggal 3 episode mau kelar."
Johnny memicingkan matanya, "Adek kalau ada masalah bilang, ya. Jangan disimpen sendiri. Abang disini buat adek."
Jun mengangguk setuju sambil mengelus rambut perempuan satu-satunya milik Prakasita.
"Siap!" ketiganya tertawa melihat pose hormat si bungsu.
Abang, kalau Dinda bilang yang sebenernya, kalian bakal apain si Jeff?
Kantin nggak seberapa ramai di menit-menit terakhir masuk kelas. Hanya ada segelintir oknum yang masih betah makan atau sekedar ngobrol, termasuk Dinda, Lucas, Doy dan Winwin.
Pelajaran setelah istirahat di kelas Lucas dikosongkan karena gurunya sedang seminar ke luar kota, sedangkan kelas olahraga di kelas ketiga sisanya hanya diisi dengan pengambilan nilai. Doy, Winwin dan Dinda sudah ujian duluan, jadi mereka bebas.
"Eh pulang sekolah nonton, yuk!" seru Dinda sambil menunjukkan poster sebuah film komedi di layar ponsel nya.
"Baru release, ya?" tanya Winwin dengan tangan sibuk meremukkan kerupuk bawang.
"Dari minggu kemarin, sih. Plisssss temenin nonton!" pinta Dinda dengan wajah memelas.
"Yakin? Ntar nggak dimarahin abang-abang lo?"
Dinda menggeleng kuat-kuat, "Urusan abang biar gua urus, Doy. Lagian males sendirian di rumah. Pada balik malem semua!"
"Yuk dah! Abang traktir!" Lucas nyengir bahagia sambil mengibaskan dompet nya.
"Weh, gajian kak?" tanya Winwin yang hanya dijawab tawa oleh Lucas.
"Mumpung gratis dah, yuk!" Doy bertepuk tangan riang, dompet nya aman kali ini.
Lucas mengamati pergerakan Dinda yang duduk di depannya ini. Seperti ada yang salah, tapi apa ya?