Tiga Puluh Enam

4.5K 758 129
                                    

"Jangan diliatin mulu kalo nggak mau dapetin orangnya."

Aldo mendudukkan dirinya di samping Jeffrian yang kini menatap nya bingung.

"Nggak usah sok bingung. Gua tau lo cukup pinter buat ngerti omongan barusan, Jeff." lanjut nya.

"Gua beneran nggak ngerti. Emang ngeliatin apaan? Terus milikin siapa? Ngaco bener"

Aldo mendengus geli, "Jeff, Jeff. Lo manusia yang paling nggak bisa bohong. Telinga lo merah"

Jeff menaikkan tudung jaket hingga menutupi seluruh bagian kepalanya dalam sekali tarik.

"Saka cerita kalo lo deketin Jingga lagi. Bener?"

"Si kunyuk tahu dari siapa?"

"Cewek lo sendiri yang bilang. Makanya jangan suka ngegosip di kelas. Nggak tahu apa tembok bisa ngomong?"

"Terus gua salah gitu deketin Jingga? Lo tahu kan gua naksir-"

"Satu angkatan juga paham kalo lo udah ngincer itu cewek dari zaman ospek. Sampe lo bela-belain babak belur gegara deketin Jingga pas ada cowoknya. Bego lo"

"Jingga yang nggak bilang kalo dia-"

"Gua ulangi. Lo nggak sebego itu untuk ngerti dan paham situasi yang ada kan, Jeff? Lo tahu dia udah ada Gunung tapi tetep dipepet. Nggak usah ngelak. Gua tahu semuanya." jelas Aldo.

Pemuda berlesung pipi itu hanya terdiam di tempatnya. Dia tahu semua yang dibilang Aldo adalah benar, tapi nggak ada salahnya dengan berusaha kan?

"Beneran se takut itu buat ngaku salah? Iya?" tanya Aldo.

"Maksud lo apa?"

"Kalo peduli, bilang. Kalo sayang, bilang. Diem kaya gini malah memperkeruh suasana aja lo nya. Nggak usah gangguin Dinda kalo masih eror otak lo. Paham?"

"Gua nggak suka dan sama sekali nggak naruh perasaan apapun yang lebih dari kakak ke adek nya buat Dinda. Lo yang nggak paham"

Jeff sudah hendak meninggalkan kursinya sampai suara Aldo kembali terdengar.

"Oke. Gua pegang omongan lo. Awas aja sampe berani deketin Dinda dengan alasan apapun. Inget ya, Jeff!"

Aldo hanya memandangi punggung Jeffrian yang segera menghilang di balik pintu.

"Cakep iya tapi otak taruh di dengkul. Dasar kolot!" gerutu Aldo sambil merebahkan dirinya di kursi.

Acara liburan sekaligus merayakan ulang tahun Jun yang awalnya hendak dilaksanakan di salah satu resort teman Ayah Januar akhirnya dipindah tempat di villa milik saudara Adnan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara liburan sekaligus merayakan ulang tahun Jun yang awalnya hendak dilaksanakan di salah satu resort teman Ayah Januar akhirnya dipindah tempat di villa milik saudara Adnan.

Kamar yang tersedia cukup banyak dan mempunyai ukuran yang mumpuni buat dihuni belasan manusia, tapi kalau kata Raffi:

"Apa esensi tidur di kamar masing-masing pas liburan? Nggak asik."

Bang JeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang