Delapan Belas

6.1K 981 70
                                    

"Ayo dong baikan! Minta maaf." 

Dinda yang sedang bersedekap hanya menggeleng sekenanya dan pihak lawan juga demikian. Masing-masing memberi tatapan sengit seakan tidak mau kalah.

"Adek nggak salah, Ayah! Abang tuh!" jawab Dinda, Johnny menaikkan sebelah alisnya, "Tuh, Yah! Udah berani ngelawan nih si adek!" adu Johnny.

Ayah Januar menepuk kening nya pelan. Perasaan baru ditinggal berapa bulan ini si bungsu sama si sulung kenapa bisa balik jadi kaya anak PAUD?

"Ya elah kalian! Ayah pulang tuh harusnya seneng lihat anaknya rukun, ini malah gondok semua! Bang, malu sama umur lah! Abang juga salah kali sama Dinda!" timpal Jun yang lama-lama kesal juga lihat tingkah kedua saudaranya.

"Kayanya anak Ayah yang bener cuma Bang Jun. Bangga Ayah, tuh!" ujar Ayah sambil menepuk pundak anak keduanya. Jun cuma nyengir aja dipuji begitu.

"Ih Ayaaaaah!" rengek Dinda.

Johnny diam sejenak. Sebenarnya memang dia yang salah disini, toh Lucas nggak ngapa-ngapain adiknya tapi dia aja yang sewot. Tapi gengsi mau minta maaf. Kalau ada pepatah 'Yang tua selalu benar', maka Johnny adalah pengikutnya. 

"Abang! Minta maaf!" bisik Jun sambil menendang kaki kakak nya.

Johnny mendecak pelan, "Iya deh iya, abang emang salah kemarin. Maafin abang ya?" Johnny menyodorkan kelingking nya ke arah si bungsu.

Dinda hanya melirik sekilas jemari kakak nya, "Percuma abang minta maaf kalo besok-besok diulang! Kasihan si Lucas kalo dijutekin terus! Nggak salah apa-apa juga dia nya." 

"Abang janji nggak gitu lagi. Tapi kasih abang waktu buat nyesuaiin diri." pinta Johnny sungguh-sungguh. Gerah juga berantem sama Dinda, gengsi dia mau uyel-uyel adiknya tiap capek pulang kerja.

"Dinda pegang janjinya!" jawab Dinda sambil menautkan jari kelingking yang ukurannya cuma setengah jari kelingking Johnny.

"Huuuuu kangen abang tuh!" Johnny langsung merangsek memeluk adiknya sambil menggesekkan dagu di puncak kepala Dinda. Tidak ada protes dari si bungsu karena dia juga kangen sebenarnya.

Jun, Jeff dan Ayah cuma bisa ketawa melihat tingkah dua bersaudara itu. Iya, Jeff masih setia ikut keluarga Prakasita setelah rencana nya untuk pulang ke rumah gagal karena ternyata kedua orang tuanya baru balik besok. 

"Makanya bang cari pacar sana! Biar nggak ngerusuhin si adek." celetuk Jun yang langsung diikuti anggukan si Ayah, "Bener juga! Mana nih yang mau dikenalin ke Ayah? Nggak mungkin dong kalo nggak ada sama sekali?"

Johnny yang baru menyuap kwetiau langsung menghela napas panjang, "Duh itu dibahas nanti aja lah! Laper abang!"

"Jangan nyari yang aneh-aneh, bang. Semua kriteria kesempurnaan bakal ilang kalo udah ketemu yang pas! Klik!" nasihat Ayah.

"Lucas yang mana sih, dek? Ayah kok nggak tau?" tanya Ayah Januar sambil menopang dagu dengan tangan kanan nya.

Dinda tersenyum kecil dan mulai bercerita dari A sampai Z tentang Lucas dan bagaimana mereka bertemu.

Jeff yang sudah selesai dengan makan malamnya diam-diam ikut mendengarkan cerita si bungsu. Aneh rasanya saat gadis berambut sebahu itu menceritakan seseorang dengan begitu excited dan orang itu adalah gebetan nya.

"Jeff, ikut gua yuk!" ajak Johnny sambil mengelap ujung bibirnya dengan tisu.

"Kemana bang?"

"Beli bubble tea. Mau nitip nggak?" tanya Johnny ke sisa penghuni meja itu. "Aku mau! Kaya biasa ya, bang!"  seru Dinda sambil melanjutkan ceritanya.

Bang JeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang