Empat Puluh Tujuh

4.3K 633 52
                                    

"Bang, tau nggak soundtrack paling pas buat Captain Marvel apaan?"

"Apa tuh?"

"We all lie...."

"TO TELL YOU THE TRUTH!!!!"

Andaru dan Adnan ber-tos ria kemudian ketawa keras sampe dilihatin pengunjung yang lain.

"Halah bukan adik gua itu mah. Nggak kenal" bisik Median sambil narik tangan Dinda buat buru-buru jalan.

Andaru dan Adnan memang fans berat serial hero keluaran Marvel itu. Jadi nggak heran pas film udah kelar mereka langsung heboh ngomongin teori-teori dari Stan Lee buat kelanjutan serial nya, The End Game, yang tayang bulan depan.

Sebelum Median balik ke Singapura pakai penerbangan paling terakhir, Johnny berinisiatif mengajak yang lain untuk jalan. Mumpung akhir pekan. Andaru masih di Surabaya karena mengurus keperluan perpindahan sekolah dari Batam ke Kota Pahlawan itu.

Anak-anak Tante Aline nggak ada yang ikutan karena menyusul Papi nya yang lagi dinas di Malaysia. Raffi udah bete banget pas berangkat karena udah janjian sama Johnny mau nonton bareng malah ketinggalan macem sekarang.

Rombongan sirkus yang terdiri dari Dinda, Median, Juniya, Johnny, Andaru, Jeffrian, Mas Bulan, Saka, Adnan, Aldo, Winwin dan Doy itu berencana jalan di kawasan pusat kota terus lanjut makan sebelum anter Median ke bandara.

"Teh, bantu pilihin dong!"

Andaru sudah memeluk beberapa piringan hitam di kedua lengannya dengan wajah berbinar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andaru sudah memeluk beberapa piringan hitam di kedua lengannya dengan wajah berbinar. Sama seperti Johnny, Andaru punya hobi koleksi LP dari berbagai musisi favorit nya, seperti Ed Sheeran, Queen, Bruno Mars, Michael Jackson hingga Coldplay.

"Budget lo berapa deh ambil banyak bener?" tanya Dinda.

"Mas Ian bilang gua ambil 2 pokoknya. Lagi banyak duit tuh dia" jawab Andaru.

"Bulan lalu kan Ed Sheeran udah. Bruno Mars abis ini ada keluar album baru jadi mending yang Michael Jackson sama Coldplay aja. Emang di Batam nggak ada apa?"

"Nggak ada, teh. Jarang. Ada kali gua beli murah dapet 3 biji, eh pas baru diputer 2 kali udah metong. Parah gua diboongin begitu!"

Dinda ber-oh ria lalu mengambil LP sisa dari tangan Andaru, "Ya udah gih buru bayar. Ditunggu Mas Ian tuh" kata nya.

Setelah Andaru berlalu, Dinda melirik sebentar Jeff yang nampak sibuk menelepon entah siapa di ambang pintu. Sepertinya serius, karena bolak-balik dahi pemuda itu berkerut atau bibirnya mengerucut lucu macam lagi kesel.

Beberapa hari ini Jeff mendadak hilang dimana-mana. Nggak di rumah Prakasita, nggak di sekolah Dinda karena biasanya jemput si bungsu pulang sekolah dan berganti Jun atau Johnny, atau tempat nongkrong Juniya dan kawan-kawan. Kata yang lain sih Jeff lagi sibuk jadi asdos belakangan ini, belum lagi urus UKM yang bentar lagi kedatangan mahasiswa baru.

Bang JeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang