Enam Puluh Dua

3.5K 616 44
                                    

Niat awal Dinda yang mau hibernasi setelah kurang tidur beberapa hari ini pupus begitu saja saat si kembar mendadak sudah di rumah, berpakaian super rapi dan wangi, memaksa kakak sepupunya untuk cepat-cepat mandi dan berganti baju.

"Teteh udah stres kan belakangan ini, makanya kita ajak jalan-jalan. Makan yang enak. Pokoknya seneng-seneng! Ya nggak, Na?" kata Sade saat ditanya maksud dan tujuan.

"Yoeeeeee!!! Teh, ngerasa nggak itu muka teteh jadi banyak keriput, kusam, lesu, lelah gegara kurang rekreasi? Ntar kalo Bang Jeff bangun terus nggak ngenalin teteh gimana?!"

Daripada alasan si kembar makin melantur, Dinda akhirnya menuruti keinginan mereka dan sekarang berakhir di salah satu restoran yang Dinda belum pernah datangi.

"Teh, pesen apa?" tanya Nana sambil membolak-balik buku menu.

"Hmmmm nggak tahu... Ikut kalian aja deh yang enak apa" jawab Dinda.

Si kembar boleh kompak dalam apapun; isengin Raffi dan Dinda sampai keduanya menangis, contek-menyontek tiap kali ulangan, atau pergi ke gym bareng. Tapi nggak soal makanan. 

Nana sangat intoleran dengan produk makanan dan minuman yang mengandung susu, sedangkan Sade suka yang rasanya creamy dan milky. Nana cinta mati sama kopi bahkan beli coffee maker buat dirinya sendiri dan Sade lebih suka minuman dengan rasa buah. Nana suka makan seafood dan Sade tidak terlalu suka. Kalau makan sushi, biasanya Nana memilih raw sushi sedangkan Sade dengan fusion sushi apa saja asal matang. Kalau kena bumbu yang terlalu pedas, Sade bisa bersin-bersin karena tidak tahan dengan bau nya terlebih makanan yang terlalu banyak merica, sedangkan Nana bisa menghabiskan mie abang adek level sedang dalam beberapa detik saking suka nya dengan pedas.

 Kalau kena bumbu yang terlalu pedas, Sade bisa bersin-bersin karena tidak tahan dengan bau nya terlebih makanan yang terlalu banyak merica, sedangkan Nana bisa menghabiskan mie abang adek level sedang dalam beberapa detik saking suka nya dengan p...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan kali ini, Dinda kembali dihadapkan dengan cerewet nya si kembar dalam memilih makanan. Masing-masing dari mereka ngotot kalau pilihannya yang paling enak dan sama-sama tidak mau mengalah. Diam-diam Dinda memanggil waitress saat si kembar masih sibuk berargumen dan memesan chef's choices dari semua menu yang ada.

"Eh, lha kok wes pesen?" tanya Nana begitu piring datang.
(Eh, kok udah pesan?)

"Nunggu kalian debat tuh kelamaan, keburu hilal lebaran tahun depan dateng! Udah buruan makan!" jawab Dinda yang membuat Nana dan Sade bungkam.

"Kata dokter, Bang Jeff gimana teh? Ada kemajuan nggak?" tanya Sade hati-hati.

"Hmmmm belum ada kemajuan apa-apa. Cuma memang dia respons tiap kali diajak ngobrol, kudu sering-sering ngobrol biar cepet bangun katanya.."

"Kebiasaan lihat Bang Jeff nggak bisa diem, mondar-mandir kampus ke rumah terus ke bengkel kalau nggak ke toko musik lihat gitar dan kemaren jenguk dia diem aja tuh rasanya.... Speechless..." ujar Nana pelan.

Dinda mengangguk setuju, "Sama kok, Na... Doain aja semoga Bang Jeff cepet bangun..." katanya.

"Eh teh, guardian lagi diskon banyak tuh!" celetuk Sade yang tadi sibuk dengan ponsel nya. "Anjer mendadak jadi budak diskon lo?!" tanya Nana sambil ikutan mengintip layar ponsel kembaran nya.

Bang JeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang