Caim
(n.) lit. "sanctuary"; an invisible circle of protection, drawn around the body with the hand, that reminds you that you are safe and loved, even in the darkest time."JOHNNY ALANDRA PRAKASITA! KAMU APAIN RAMBUT TEMEN KAMU ASTAGAA??!!!!!!"
Johnny menutup telinganya begitu mendengar teriakan Bu Martha, guru BK tergalak di SMA nya yang wajahnya sudah memerah karena marah. Bahkan gadis di sebelahnya juga ikut menutup telinga sambil terkikik geli.
Lah kok ketawa?!
"Maaf bu. Saya nggak sengaja..." lirih Johnny.
"Ibu nggak percaya! Ini sudah kedelapan kalinya kamu beralasan yang sama. Bulan lalu ngiket tali sepatu 3 temen kamu jadi satu sampai mereka jatuh, minggu lalu bikin repot Tigo gara-gara motornya kamu pretelin terus kamu sebar dimana-mana. Sekarang?!"
Johnny menggaruk tengkuk nya yang jelas nggak gatal, "Iya bu beneran nggak sengaja kali ini. Saya lagi nyebul permen karet, eh dia lewat gitu aja! Pas permen karet nya meletus lagi! Sumpah bu nggak sengaja saya!" jelas nya.
"Nggak! Tetep nggak bisa! Saya telpon Bunda sama Ayah kamu!"
"E-eh bu! Beneran nggak usah! Ini kita beneran nggak sengaja sama-sama apes kok. Bener kata si kepala pitak emang saya nya nggak sengaja lewat di depan dia terus meletus deh tuh permen karet nya. Suwer nggak bohong!" jelas gadis bersurai hitam itu sambil mengangkat dua jarinya.
Bu Martha memandang kedua siswa nya bergantian. Antara percaya tidak percaya tapi wajah mereka sama-sama meyakinkan.
"Duh pusing kepala ibu! Ya sudah keluar sana kalian! Johnny, kamu tetep harus tanggung jawab ya sama rambutnya Pita!"
"Iya bu. Terima kasih" jawab keduanya berbarengan sebelum keluar dari ruang BK.
Pemuda jangkung itu melirik gadis di sampingnya yang mukanya sedikit tegang dengan rambutnya yang kena permen karet di banyak bagian. Alamat kena omel Bunda sih kalau dia cerita nanti.
"Siapa nama lo tadi? Pita, ya? Maafin gue ya, beneran nggak sengaja tadi. Lagian sotoy amat lo lewat depan-"
"HEH KEPALA PITAK! MAKASIH BANYAAAAKKKKK KARENA LO RUSAKIN INI RAMBUT, GUA ADA ALESAN BUAT POTONG PENDEK KAYA DORA THE EXPLORER!!!!"
Sinting.
Johnny mengerjapkan mata nya bingung saat yang bernama Pita itu memeluknya erat sambil berteriak kesenangan tepat di telinga nya.
"Anjing bisa budeg gua kalo gini! Lo ama Bu Martha sodaraan apa gimana sih?!"
"Hehehehehe maap maap yak! Tapi serius deh lo penyelamat hidup gua hari ini!"
Baru kali ini ada korban keisengan nya yang tersenyum bahagia dengan kedua pipinya yang kemerahan saking senang nya. Biasanya juga pada sembah sujud ke dia sambil nangis-nangis minta ampun untuk nggak lagi diisengin Johnny.
"Otak lo geser apa gimana sih?! Tuh rambut panjang jadi pendek kaya film kartun malah seneng!"
"Ya kalo nggak gini pacar gua nggak akan izinin potong rambut! Pokoknya gua seneng! Makasih ya, Kepala Pitak!" gadis itu meninju lengan Johnny keras sebelum berlari ke kelasnya.
"H-HEH SIALAN LO PANGGIL GUA KEPALA PITAK!!!!!" teriak Johnny meskipun terlambat. Tapi harus diakui kalau rambutnya pitak gara-gara kena patroli guru BK nya tadi pagi.
Setelah itu, Johnny nggak pernah lagi ketemu yang namanya Pita meskipun mereka satu sekolah. Maklum, satu angkatan isinya ada lebih dari 350 siswa-siswi yang terbagi ke 8 kelas IPA dan 3 kelas IPS. Johnny? Jelas IPS lah. Nggak ada daya dan upaya dia masuk ke kelas anak-anak pintar begitu. Mending dia ikutan balap liar kalau nggak nginep di warnet.