Tujuh Belas

6.4K 977 3
                                    

Dinda kini meringkuk di dalam selimut dengan debar jantung yang tak karuan.

Sumpah ini rasanya kaya main roller coaster buat pertama kalinya pas dia ke Dufan beberapa tahun lalu. Bedanya, ini sama sekali nggak membuatnya takut. Ada rasa yang aneh, yang dia nggak pernah punya sebelumnya.

Kalau ada yang tanya apa adik Johnny dan Juniya ini pernah pacaran?

Jawabannya jelas. Tidak.

Kalau beberapa kali cinta monyet atau suka diam-diam sama beberapa orang mungkin pernah, semacam selingan untuk rasanya ke Jeff yang nggak pernah jelas juntrungannya.

Tapi kalau melegalkan hubungan jadi pacaran, sama sekali nggak pernah Dinda rasain.

Semua cowok yang suka dengannya satu persatu mundur karena sikap protektif abangnya Dinda. Nggak ada yang pernah berani cari gara-gara dengan dua pria itu dengan memacari si bungsu.

Seumur-umur kenal sama Jeff, paling banter juga Dinda dipeluk atau dicubit pipinya. Kalau dipeluk itu pun dulu saat Dinda benar-benar nge down setelah Bunda nggak ada.

Nggak pernah kepikiran sama sekali seorang Jeff tiba-tiba kaya gitu tadi. Dinda pusing.

Si pelaku utama sekarang sedang memindahkan mobil nya yang menutupi pagar carport hingga mobil Johnny nggak bisa masuk.

Situasi awkward antara Jeff dan Dinda diselamatkan dengan telefon Johnny yang masuk ke ponsel Jeff. Dinda bisa dengan cepat melarikan diri dan Jeff bisa mengalihkan pikiran nya sejenak.

"Pada mau makan apa? Dinda nggak masak." tanya Johnny yang baru keluar dari mobil.

"Ngikut deh, bang. Gua ke kamar ya!"

"Adek mana?"

"Ah, itu- di kamar kayanya. Nggak tau lagi." Jeff sudah hilang ke dalam rumah meninggalkan si sulung yang masih di teras.

Johnny langsung menuju kamar si bungsu setelah menaruh tas kerja nya di kamar. Nggak ganti baju karena rencananya mau ajak Jeff dan Dinda makan di luar sekalian nanti jemput Ayah.

"Adek? Tidur?" panggil Johnny dari depan pintu.

"Masuk aja bang nggak dikunci!" jawab Dinda.

"Sakit?" tanya Johnny sambil menempelkan punggung tangan ke dahi adiknya.

Dinda menggeleng sambil tetap berpegang erat dengan selimut nya.

"Wajahnya kok merah? Abis makan udang, ya? Mau alergi nih?"

Lagi-lagi gadis itu menggeleng, "Nggak apa-apa, abang."

"Ganti baju. Ikut jemput Ayah." suruh Johnny yang langsung keluar kamar dan masuk ke kamar Jun.

Dinda mendengus kesal. Ternyata abang yang satu itu masih kesal dengannya. Dengan cepat ia berganti baju karena takut ditinggal abangnya kalau kelamaan.

"Pake mobil lo ya, Jeff. Ini kelupaan gua masukin carport lagi mobil nya!"

Jeff yang masih selonjoran di kasur langsung bingung, "Kemana, bang? Cari makan?"

"Eh lupa bilang! Jemput Ayah di bandara. Bentar lagi nyampe nih! Buru!" jelas Johnny singkat lalu keluar kamar.

Mendengar titah si sulung, Jeff bergegas mengganti bajunya meski bermodalkan jeans punya dia tapi kaos yang pinjem ke Jun.

Enaknya kalo nginep disini, Jeff nggak perlu bawa banyak barang karena hampir semua barangnya ada disini. Kalo urusan baju mah gampang, ukuran dia hampir sama dengan Jun dan Johnny.

Bang JeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang