Abang Jeff
Adek dimana?
Ini obatnya ketinggalan
Bentar lagi pulang kan?
Udah makan?Dinda setengah tidak percaya dengan rentetan pesan yang dikirim Jeffrian barusan. Apa yang membuat homoan Bang Jun itu mendadak perhatian?
Bukannya ketinggalan, ia memang sengaja meninggalkan obatnya di rumah karena kalau diminum di sekolah, bisa-bisa ia ketiduran sepanjang pelajaran terakhir.
Lagipula Dinda sudah janji buat nemenin Lucas latihan futsal buat final liga antar-sekolah dan itu alasan kenapa gadis Prakasita itu pulang terlambat ke rumah.
"Yang, air dong!"
Lucas melipir ke pinggir lapangan sedangkan yang lain masih sibuk nendang bola sana-sini. Jersey warna hitam yang dipakai Lucas udah basah banget sampe Dinda bisa ngeliat samar-samar ada kotak 6 di bagian perut kakak kelasnya itu.
Haduh, pusing Dinda.
"Ini beneran gapapa kalo kamu pulang telat? Latihan nya masih ada satu jam lagi."
"Nggak apa-apa, kak. Aku udah izin Ayah semalem yang penting pulangnya nggak kemaleman."
"Ya udah deh. Tunggu bentar, ya?"
"Iyaaaa, semangat latihan nya!"
Lucas mengacak singkat rambut gadisnya lalu bergabung dengan yang lain diiringi sayup-sayup tiupan peluit dan teriakan arahan dari pelatih.
DRRTTT!!
Abang Jeff
Abang di depan
Ayo pulangDinda kepalang panik melihat pesan dari Jeff barusan. Gimana bisa mendadak jemput di sekolah gini?!
Merasa Lucas masih sibuk dengan latihannya, Dinda diam-diam pergi ke parkiran setelah menitipkan tas nya dan juga Lucas ke salah satu pacar pemain lainnya tak jauh dari tempat ia duduk.
Berbagai bisikan kekaguman terhadap sosok Jeffrian yang penampilannya cukup mencolok sore ini terdengar hingga ke telinga Dinda. Ya memang populasi manusia tampan macem Jeff agak jarang sih di sekolahnya.
"Abang!" panggil Dinda, buru-buru berlari ke arah Jeff yang tak jauh dari mobilnya. Bisikan itu semakin gencar begitu tahu kalau Jeffrian si anak kuliahan itu dateng buat ketemu Dinda.
"Tas nya mana? Ayo pulang!" ajak Jeff.
"Dinda masih ada kegiatan, bang. Semalem udah pamit Ayah juga kok. Abang balik aja nggak apa-apa."
"Kamu belum minum obat, Nda. Kan masih sakit kamu nya. Udah makan siang?"
"Sengaja aku tinggal obatnya, minum pas udah di rumah soalnya takut ketiduran disini. Udah makan kok bareng Winwin sama Doy juga."
"Ya udah ayo pulang bareng abang. Kegiatan apasih emangnya?"
"Dinda nemenin gua latihan futsal, bang. Kenapa?"
Lucas ternyata sudah di belakang Dinda, masih memakai jersey yang sama ditambah handuk kecil warna cokelat tua tersampir di leher. Tentu dengan wajah tak bersahabat karena tahu gebetannya ketemu gebetannya dan dipaksa pulang pula.
"Dinda masih nggak enak badan dan kudu banyak istirahat. Biar gua anter pulang." jawab Jeff.
"Selow bang, Dinda juga cuma duduk disini nggak ikutan lari-lari kaya gua jadi dia nggak terlalu capek. Lagian bentar lagi latihan gua kelar, mending Bang Jeff balik aja duluan biar Dinda sama gua."
"Nah kan berhubung latihan lo udah kelar mending Dinda sama gua aja, Cas. Gua juga ada perlu sama Adinda."
"Oh, perlu apa nih kalo boleh tahu? Disuruh nemenin cari kado pacarnya abang lagi? Iya?"
Pertanyaan Lucas barusan sukses membuat Dinda dan Jeff kaget. Dinda yang panik karena takut Lucas ngomong yang nggak-nggak ke Jeff dan Jeff yang bingung kenapa Lucas bisa tahu soal kejadian tempo hari.
"Udah mending Bang Jeff balik, nyusulin pacarnya aja daripada ganggu pacar orang. Bisa, kan?"
Dengan aura protektif, Lucas menggamit lengan Dinda dan menyembunyikan tubuh gadis itu di belakang tubuhnya.
"Pacar? Setahu gua Dinda nggak pacaran sama lo deh, Cas. Jangan ngaco."
"Dinda pacar gua, bang. Mulai dari sekarang. Jadi lo bisa jauh-jauh dari pacar gua dan urus pacar lo sendiri. Dinda biar gua yang jagain."
Jeff membeku di tempatnya begitu mendengar penjelasan Lucas yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya, sedangkan Dinda ketar-ketir kalau dua laki-laki ini ribut di area sekolah. Bisa-bisa ia kena skors karena terlalu banyak poin.
"Kak, udah! Abang, aku pulang bareng Kak Lucas. Beneran nggak apa-apa kok, pasti langsung pulang ke rumah nanti. Abang kan juga masih sakit." jelas Dinda di tengah perang dingin antara Jeff dan Lucas.
Jeff masih bergeming di tempatnya. Suasana hatinya semakin memburuk mendengar ucapan gadis bersurai hitam itu barusan.
Rasanya semacam Jeff ditolak untuk seorang Lucas dan ia kesal.
"Ya udah, abang pulang." pamit Jeff ke Dinda tanpa ingin menyapa Lucas lagi.
Selepas Jeff kembali ke mobilnya, beberapa penonton masih berkerumun dan berbisik macam-macam. Dinda nggak peduli sebenernya mau dikatain apa juga, cuma ia nggak nyaman dengan tatapan menghakimi mereka.
"Kak, masih mau latihan kan? Yuk balik ke dalem yuk!" ajak Dinda setengah menyeret tubuh bongsor itu.
Belum sempat Dinda melanjutkan omongannya, tubuhnya sudah ditarik Lucas ke dalam sebuah pelukan.
"Nda, tetep disini ya sama aku. Jangan sama Jeff. Please?" bisik pemuda itu yang jelas Dinda tahu artinya.
Gadis itu hanya mengangguk, "Makasih udah dateng, kak. Makasih banyak." jawabnya.
Masa bodoh dengan tubuh setengah basah pemuda itu, Dinda balas melingkarkan lengannya pada pinggang Lucas. Membiarkan segala rasa kesal, bingung, sedih dan bahagia nya melebur dalam sebuah pelukan.
Disini ia merasa aman. Disini. Dengan Lucas.
Maap kalo terlalu singkat, yorobun. Kena writers block huhuhu doakan cepat membaik ya☹️