"Selamat siang menjelang sore mbak." Resepsionis itu tersenyum lebar.
"Iya selamat sore. Ada yang bisa saya bantu?"
"Nama saya Kanaya Lovandra. Saya mau bertemu kakak saya yang lagi meeting di kantor ini, namanya Junior El Fabio dari perusahaan Emerald Grup. Ada hal penting yang harus saya bicarakan sama dia sekarang."
"Tunggu sebentar mbak." Resepsionis itu mengecek buku tamunya sebentar. Dia juga berbicara lewat telfon, entah dengan siapa.
"Tamu dari Emerald Grup ada di ruang meeting nomor 3 lantai 14. Mbak bisa menunggu di ruang tunggu lobby yang di ujung sana atau di ruang tunggu lantai 14."
"Saya menunggu di atas saja."
"Kalau begitu nanti mbak bisa konfirmasi lagi sama resepsionis disana."
"Ok. Tapi sebelumnya, toilet dimana ya mbak? Saya kebelet nih dari tadi nahan pipis karena macet." Resepsionis itu kembali tersenyum ramah.
"Ada disebelah sana, mari saya antar."
"Kalau mbak pergi, yang jaga resepsionis siapa?"
"Cuma sebentar tidak apa-apa, saya juga mau buang air kecil." Naya mengangguk mengikuti langkah mbak resepsionis yang mungkin umurnya hanya beberapa tahun diatasnya.
Naya menghela nafas lega setelah keluar kamar mandi. Ia langsung menuju lift yang akan membawanya ke lantai 14. Di dalam lift hanya ada beberapa orang dengan pakaian kantoran.
Naya tersenyum tipis. Dulu dia pernah membayangkan bekerja kantoran sepertinya menyenangkan, rapi, keren. Tapi melihat Niol yang terlihat mumet jika sedang menyelesaikan pekerjaan di apartemen, Naya jadi mengurungkan niatnya. Niol yang otaknya encer saja bisa semumet itu, bagaimana dengan Naya. Belum lagi kebiasaan susah bangun pagi yang belum hilang, pasti repot.
Hah. Entahlah nanti Naya mau jadi apa, dia benar-benar belum memikirkan masa depannya.
Mungkin bakal ada yang langsung ngelamar tanpa dia harus melamar. Hihiii.
Ting
Pintu lift terbuka di lantai 14. Naya melangkah menuju meja resepsionis, sesekali membuka ponsel untuk menghubungi Niol. Kasihan abang ojol yang menunggu di bawah kalau Naya harus menunggu meeting sampai selesai.
"Nih curut lagi balik ke jaman purba kali ya, dari tadi dihubungi susah banget." Naya terus melangkah kearah meja resepsionis di lantai itu.
"Kok nggak ada orang, apa lagi pipis juga orangnya? Heuh, dijadwal kali ya pipisnya bisa kompak gitu." Naya berbicara sendiri sambil melihat ke sekeliling.
Ia memutuskan untuk terus melangkah mencari ruang meeting kakaknya. Disini ini tidak ada dereten kubikel berisi meja kerja karyawan, hanya meja dan sofa di dekat resepsionis dan koridor dengan beberapa pintu lebar di kanan kirinya. Sepertinya lantai ini memang khusus digunakan buat meeting.
Merasakan ponselnya bergetar, Naya membukanya tanpa menghentikan langkah.
0813-7463-xxx :
Maaf mbak ini dari ojol
Abangnya sudah ketemu belum mbak?
Maaf, soalnya sudah lama saya nunggunyaNaya sedang mengetikkan balasan pesan untuk abang ojol tapi tiba-tiba ponselnya menukik jatuh ke karpet yang menutupi lantai koridor setelah dirinya bertabrakan dengan seseorang.
"Handphone gue!" Naya langsung membungkuk mengambil ponselnya.
"Kalau jalan lihat-lihat dong, punya mata nggak sih? Jadi jatuh kan hand-" suara Naya berhenti melihat tubuh tinggi di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATTALOVA
RomanceBersenang-senang menikmati masa muda adalah prinsip dari seorang Kanaya Lovandra saat ini Memikirkan masa depan sepertinya belum masuk agenda pribadinya Bagi gadis 22 tahun itu kuliah menjadi nomor kesekian Waktunya lebih banyak untuk main-main, pac...