Nattalova - 2

2.7K 189 93
                                    

"Lama banget sih nggak kebuka-buka."

Naya mulai kesal menunggu deretan beberapa pintu lift yang ia tekan belum ada yang terbuka juga. Jari-jarinya mengetuk-ngetuk tas kamera yang tergantung di bahu kirinya.

"Oneng banget gue, kenapa nggak lihat foto-foto di kamera ini aja dari pada bete nungguin? Lumayan kan bisa langsung tahu muka si Natta de coco itu tanpa nanya resepsionis." Naya membuka resleting tas dan mengambil kamera DSLR warna hitam itu.

"Moga aja teman Niol ini ganteng, lumayan buat cuci mata. Jadi nggak sia-sia gue bantuin si curut." Naya bersiap menekan tombol ON tapi gerakan ibu jarinya terhenti.

"Tapi kata Mama jadi orang nggak boleh terlalu kepo, apalagi otak-atik barang orang lain." Naya kembali menatap kamera.

"Tapi gue udah kepo maksimal, gimana dong?" Naya akhirnya tetap menekan tombol ON.

"Maafkan anakmu yang cantik ini Ma. Lagian kata Papa nggak dosa kalau cuma ngintip dikit."

Kamera menyala. Naya mulai melihat hasil jepretan terbaru, sepertinya foto-foto pemandangan di sekitar hotel ini. Naya juga menemukan foto pemain bola yang sedang bertanding di lapangan, mungkin Natta mengambilnya saat menonton bola kemarin. Ada juga foto Niol bersama penonton-penonton bule pria dan wanita yang semuanya memakai kaos biru.

"Elah narsis amat si curut, nempel-nempel sama cewek bule lagi, gue laporin Kasih baru tau rasa lo." Kasih ini pacarnya Niol. Naya memang hanya memanggil nama karena mereka seumuran. Tapi belum lama ini Kasih sudah lulus kuliah dan diterima kerja di sebuah bank swasta. Harusnya Naya juga sudah lulus bareng Kasih tapi skripsi aja belum bikin, gimana mau lulus.

Naya terus menggeser slide demi slide. Sampai akhirnya berhenti di salah satu foto seseorang yang membelakangi kamera dan menghadap ke tulisan besar 'Welcome to STAMFORD BRIDGE - Home of Chelsea Football Club'.

Dilihat dari potongan rambut dan perawakannya sih bukan Niol.

"Pasti ini Natta de coco, sok misterius banget foto punggung doang." Naya mencari lagi foto Natta yang lebih jelas.

"Nah ini dia fotonya si Nat..... yah mati, baru juga mau gue zoom." Naya berdecak karena kameranya keburu mati sebelum dia melihat wajah Natta lebih jelas.

"Si curut kebiasaan kalau balikin barang orang pasti kondisinya lowbat." Naya kembali memasukkan kamera ke dalam tas.

"Atau mungkin gue kualat kali ya karena nggak nurut omongan Mama?"

Ting.

Salah satu pintu lift terbuka. Naya mengangkat kepala bersiap masuk, tapi langkahnya terhenti dan langsung melebarkan mata melihat pemandangan yang menurutnya sangat menjijikkan.

Dua orang pria dan wanita bule sedang berciuman di sudut lift. Bahkan mereka seakan tak peduli dengan sekitar dan terus menikmati aksinya.

"Oh my God." Dua orang itu menghentikan aksinya melihat kearah Naya.

"Are you okey?"

"Oh.... yeah. Of course. I'm....I'm sorry."

Naya langsung berlalu untuk berpindah ke lift lain yang tidak jauh dari lift pertama. Nafasnya masih memburu selama menunggu pintu lift terbuka.

"Gila. Kayak nggak ada tempat lain aja sampai ciuman di lift. Di semak-semak kek biar dikerubutin semut sekalian, jontor jontor deh tuh bibir."

Naya tahu negara-negara barat itu memang terkenal bebas, penduduknya bebas melakukan apapun. Naya juga sering melihat adegan ciuman di film-film barat yang dia tonton. Tapi kalau melihat adegan itu secara live, tetap saja rasanya risih.

NATTALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang