"Nama panjang kamu bagus, dipendekin tetep bagus. Tapi masih kurang pendek. Boleh aku pendekin lagi?"
"Apa?"
"Mine."
UHHUUKK!
Naya yang baru memasukkan kacang ke dalam mulut langsung terbatuk. Natta tersentak, memegangi kedua bahu Naya.
"Astaga, kamu kenapa Nay?" Naya hanya meringis, memegangi leher, mengisyaratkan dia kesulitan bersuara.
Natta memberikan air minum, Naya menolak dan terus menunjuk leher seolah ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan.
Niol yang masih bermain PS menoleh sebentar.
"Naya kenapa Nat?"
"Keselek kayaknya."
"Halah palingan cuma caper biar dielus-elus sama elo. Udah biarin aja." Dalam diam Naya menatap geram kakaknya. Dasar abang durhaka!
Melihat ekspresi Naya yang terus meringis, Natta memilih mengabaikan ucapan Niol. Dia meminta Naya sedikit menunduk untuk memukul-mukul bagian belakang leher gadis itu beberapa kali. Sampai akhirnya sebiji kacang berhasil meluncur keluar dari mulut Naya.
"Alhamdulillah." Natta langsung memberikan gelas air putih untuk diminumkan pada Naya.
Sementara itu Kevin yang baru duduk di karpet untuk menikmati makan malam tersentak saat ada sesuatu yang mendarat di piring.
"Siapa yang ngelempar kacang?" Kevin sudah menjepit kacang itu dengan telunjuk dan ibu jarinya.
"Elo Nay?" Naya bergeming, sibuk meminum air putih dari tangan Natta."Sopan banget main lempar. Emangnya gue monyet?" Sambung Kevin lalu memasukkan kacang itu ke dalam mulut, mengunyahnya sebelum melahap sesendok nasi berikutnya.
"Gue emang suka kacang, tapi kalo buat temen makan gini enaknya kacang atom bukan kacang kulit.""Kacang itu baru aja gue keluarin dari tenggorokan Naya." Ucap Natta sambil mengelap sekitar bibir Naya yang basah.
Seketika kevin menghentikan kunyahan seiring dengan matanya yang melebar.
"Maksud lo....? Kacang ini....."
"Jadi kak Naya beneran keselek kacang?" tanya Dwika tanpa mengalihkan pandangan dari layar TV.
"Trus abis itu kacangnya ditelen Kevin? Hahahahaa." tambah Niol diiringi gelak tawa.
Kevin langsung menaruh piringnya begitu saja lalu membekap mulut seraya beranjak menuju kamar mandi, sampai menabrak bahu Oska yang baru keluar dari sana.
"Kak Kevin kenapa?"
"Mabok kacang rasa jigong." Sahut Niol yang mendapat sambutan tawa dari semua orang di ruangan itu. Kecuali Natta yang hanya tersenyum kecil lalu menatap Naya.
"Kamu udah nggak papa? Ada yang sakit?" Naya hanya tersenyum menggeleng, menikmati sentuhan Natta yang menjepitkan rambutnya ke telinga.
"Lain kali hati-hati.""Semua ini kan karena kamu." Natta mengerutkan kening, mengingat obrolan mereka sebelum Naya tersedak.
"Kebiasaan kalo ngomong suka bikin kaget. Iya kalo beneran, kalo cuma gombal kan Naya yang rugi. Nggak enak tau keselek.""Siapa yang gombal, aku serius." Natta mengambil tangan Naya, mengisi celah jemari gadis itu dengan jarinya.
"You're mine, Kanaya.... and I'm yours."Naya terperangah, terpaku membeku, lalu menatap Natta dan tangannya bergantian. Untung saja saat ini tidak ada kacang di mulutnya, kalau ada pasti sudah terjadi tragedi keselek 2.0.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATTALOVA
RomanceBersenang-senang menikmati masa muda adalah prinsip dari seorang Kanaya Lovandra saat ini Memikirkan masa depan sepertinya belum masuk agenda pribadinya Bagi gadis 22 tahun itu kuliah menjadi nomor kesekian Waktunya lebih banyak untuk main-main, pac...