Happy birthday Papa... happy birthday Papa... happy birthday, happy birthday... happy birthday Papa.
Langit dan Lintang tercengang melihat dua anaknya muncul dari balik pintu. Oska membawa kue tart dengan lilin menyala, sementara Naya merekam semuanya dengan kamera milik adiknya. Dibelakang mereka berdua juga muncul Niol dan Kasih yang membawa kue tart lain.
Dona, Surya dan Kevin yang sudah tau rencana ini hanya tersenyum lebar. Sementara Andro, Ami dan Dwika yang baru tahu hanya tercengang sesaat kemudian ikut tersenyum. Mereka semua ikut berdiri sambil tepuk tangan dan menyanyikan lagu ulang tahun.
"Kue yang ini buat ulang tahun papa." Kata Oska menunjuk kue ditangannya dengan dagu.
"Yang dibawa abang buat wedding anniversary mama sama papa." Sambungnya.Langit dan Lintang saling merangkul dengan sudut mata yang sudah basah, tak menyangka ketiga anaknya memberi kejutan seperti ini. Lintang mengusap bulir yang jatuh di pipi, baru kali ini mereka bertiga kompak memberi kejutan. Dan kebersamaan ini adalah kado pernikahan terindah sepanjang menjalani rumah tangga dengan Langit.
"Mama Papa make a wish dulu."
"Makasih ya, Sayang." Langit mengusap rambut Naya, mencium kedua pipinya sayang. Berikutnya dia melakukan hal yang sama pada Niol dan Oska.
"Kalian semua... luar biasa." Langit sampai terbata mendapat kejutan ini dari keluarganya.
Lintang pun mengikuti apa yang dilakukan suaminya, kebahagiaan yang dia rasakan benar-benar membuatnya tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Jangan baper dulu, Ma. Buruan make a wish trus tiup lilin, kasian Oska tangannya pegel." Seloroh Naya.
"Gue juga pegel kali." Timpal Niol mendorong pelan kepala adiknya.
Langit kembali merangkul Lintang, mengusap air mata bahagia istrinya. Mereka memejamkan mata beberapa saat untuk berdoa, sebelum akhirnya meniup lilin. Tepuk tangan riuh terdengar, diiringi confetti yang diledakkan Naya dan Kevin, yang menyemburkan kertas metalik warna-warni di ruang santai samping kolam renang itu.
Lintang menyuapkan kue ke Langit dan mendapat balasan ciuman kening, begitu juga sebaliknya. Lalu mereka berdua menyuapi ketiga anaknya bergantian.
Keluarga yang lain mendekat memberi selamat dan mendoakan umur yang panjang untuk Langit, termasuk kelanggengan rumah tangganya bersama Lintang.
Diam-diam Oska dan Dwika saling berbisik, lalu mengambil sesuatu dari paper bag yang terjatuh di rumput. Secara bersamaan mereka menekan string spray yang menyemprotkan benang-benang berwarna ke udara, membuat semua orang tertawa sambil menengadah tangan menangkis property pesta itu agar tidak mengenai wajah.
Naya tidak mau kalah, dia juga menyemprotkan snow spray ke tubuh Oska, Dwika dan Kevin.Niol menangkap tubuh Oska yang berlari dikejar Naya.
"Hei, udah... ini pestanya mama papa, kenapa jadi alay gini sih.""Alah sok jaim lo mentang-mentang ada Kasih, biasanya juga paling rusuh. Nih rasain." Naya menyemprot tubuh Niol sampai penuh busa putih dan mengenai Oska juga.
"Hayu, Wi. Kita perang." Kevin menarik Dwika untuk menyemprot ketiga sepupunya. Akhirnya perang saling menyemprotkan snow spray pun tak terhindarkan, sampai habis beberapa botol dan membuat mereka mirip boneka salju.
Para orang tua hanya menggeleng melihat kelakuan para generasi Emeraldi itu.
"Jangan kaget ya, kelakuan mereka emang kaya gitu kalau lagi ngumpul." Kata Lintang mengusap bahu Kasih yang berdiri tak jauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATTALOVA
RomanceBersenang-senang menikmati masa muda adalah prinsip dari seorang Kanaya Lovandra saat ini Memikirkan masa depan sepertinya belum masuk agenda pribadinya Bagi gadis 22 tahun itu kuliah menjadi nomor kesekian Waktunya lebih banyak untuk main-main, pac...