Nattalova - 53

2.3K 173 18
                                    

Kayanya part ini kepanjangan deh heheheee maap

******

Ruang meeting itu sedikit riuh dengan ucapan syukur dan kelegaan beberapa karyawan setelah masalah perusahaan terselesaikan. Terlebih setelah sang pimpinan mengutarakan akan mentraktir makan siang ini, sontak mereka kompak berterimakasih pada Agam.

Pria itu memang sudah dikenal akan kebaikan hatinya pada karyawan, seperti setiap akhir tahun memberi bonus yang lebih besar dari perusahaan lain, setiap ulang tahun perusahaan selalu mengadakan acara gathering dan tournament untuk menjalin kekompakan karyawan. Dan kebaikan kecil yang tak pernah terlewat adalah selalu mentraktir karyawan setiap kali memenangkan tender atau mendapat keuntungan lain.

Karena itu juga beberapa waktu yang lalu, tepatnya saat Agam mengumumkan akan pensiun tahun depan, beberapa dari mereka mengeluh dan berharap atasan tertingginya itu masih bertahan. Terlebih yang belum terlalu mengenal Natta yang ditunjuk sebagai pengganti, anak tunggal Agam itu memang terkenal pendiam dan tidak banyak bicara yang membuat mereka ragu kenyamanan dalam bekerja akan berubah.

Namun perlahan asumsi itu berubah, sejak Natta menjabat sebagai direktur, mereka mulai nyaman dengan kepemimpinannya. Dia juga berjanji akan meneruskan kebiasaan yang dilakukan Agam, bahkan Natta tidak segan meminta pendapat orang lain termasuk bawahannya, hal yang jarang dia lakukan dulu semasa menutup diri.

Natta menjadi lebih terbuka, suasana meeting yang biasanya tegang menjadi lebih santai dengan tukar pendapat antar petinggi dan staff yang hadir. Tapi tidak dengan meeting hari ini, sejak masuk sampai selesai, pria itu lebih banyak diam, mengatakan hal yang perlu saja, seperti Natta yang dulu. Raganya ada diruangan ini tapi pikirannya terbagi entah kemana.

Saat yang lain masih bersemangat karena nanti malam bisa tidur nyenyak setelah masalah selesai, Natta malah beranjak merapikan berkas-berkas.

"Duluan semuanya."

Alex yang mendengar itu langsung mengangkat kepala melihat Natta meninggalkan ruangan begitu saja. Kemudian ia melirik Agam, bossnya itu hanya tersenyum, menggerakkan dagu seolah memintanya bertanya sendiri pada Natta jika ingin tahu masalahnya.

Setelah mendengar beberapa pesan Agam yang disampaikan buat para karyawan, Alex keluar ruang meeting untuk menyusul Natta. Sudah dua hari ini sahabat sekaligus atasannya itu berubah, ia tidak sempat bertanya karena kesibukan mereka menyelesaikan masalah perusahaan.

"Kenapa, Nat? Enggak dapat jatah dari bini?" seloroh Alex melihat Natta merebahkan diri di sofa dengan satu tangan menutupi mata.

"Sialan lo."

Alex terkekeh, mengambil minuman soda dari kulkas kecil disana. Diluar jam kantor begini keduanya memang bersikap layaknya sahabat yang tidak canggung sama sekali.

"Lagian masalah kantor udah beres tapi muka masih ditekuk gitu. Ceritalah, siapa tau gue bisa bantu."

"Elo belum nikah, nggak akan ngerti."

"Ooo masalah rumah tangga. Oke, gue nggak maksa lagi."

Suasana kembali hening, Alex menyibukkan diri dengan ponsel sambil menunggu makan siang datang. Sesekali ia hanya melirik Natta yang sudah menurunkan tangan, menatap langit-langit ruangan.

Natta beranjak sambil melonggarkan dasi, mengambil kaleng Fanta dari kulkas, "Naya belum sepenuhnya move on dari kejadian itu," ucapnya tiba-tiba.

Sejak malam itu sikap keduanya menjadi dingin. Naya memang tetap melakukan tugasnya sebagai istri, menyiapkan keperluan Natta, membuatkan makanannya, tapi hanya sebatas itu. Tidak ada obrolan yang berarti diantara mereka. Naya berangkat ke butik pagi-pagi sekali setelah menyiapkan sarapan, Natta yang sedang disibukkan dengan masalah kantor harus pulang malam dan mendapati istrinya sudah tidur. Ya, selalu begitu selama dua hari ini.

NATTALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang