Naya meletakkan buku-buku tebal hasil dari perpus ke meja belajar di kamarnya. Naya memang tidak secerdas Niol atau ibunya, dia memang mirip seperti ayahnya. Untuk nilai-nilai Naya sebenarnya tidak buruk-buruk amat, hanya sifat malasnya saja yang mendominasi yang membuat semuanya terlihat buruk. Tapi kalau sudah berjanji Naya pantang mengingkari, dan dia sudah berjanji untuk lulus secepatnya jadi semua ini harus Naya lakukan.
Naya mengambil ponsel dari dalam laci dan menyalakannya. Sekarang sudah hampir maghrib dan harapan Naya kepada Natta sebentar lagi pupus kalau cowok itu benar-benar belum membalas pesannya.
Ting!
Beberapa pesan WA masuk saat ponsel Naya sudah menyala. Ada dari ibunya yang mengingatkan makan, minum vitamin dan segala macamnya, ada dari Niol yang akan pulang telat karena lembur, ada dari beberapa grup yang Naya ikuti dan ada pesan dari kontak bernama.... Natta de coco.
"Huuuaaaahh pesan gue dibales jam delapan pagi tadi?!" Naya langsung membanting tubuhnya ke kasur.
"Duuh cuma mau buka pesan dari Natta kenapa pake acara deg-degan gini sih kayak mau dicium aja. Tenang Nay, tenang... atur napas lo.... inhale.. exhale...." Naya menghela nafas beberapa kali sebelum membuka pesan dari Natta.
Natta de coco :
Iya, Naya simpen dulu aja
"Yaahh, udah bikin gue deg-degan ternyata cuma dibales satu kalimat lempeng." Naya mengerucutkan bibir lalu membaca pesan itu lagi.
"Tapi walaupun isi pesan Natta selempeng orangnya, tetap aja berasa adem bacanya kayak lagi denger Natta ngomong." Naya memeluk guling sambil senyum-senyum, kekesalannya dari semalam langsung menguap begitu saja setelah membaca balasan dari Natta.
"Harusnya gue bawa handphone ke kampus, jadi nggak ada tuh seharian galau gara-gara Natta. Hah, emosi emang bikin frustasi." Naya bergulingan di kasur sambil mengetikkan balasan buat Natta.
"Gimana gue balesnya ya?" Otak Naya mendadak nge-blank, apalagi status Natta sedang online yang seolah mengisyaratkan Naya untuk cepat membalas atau dia akan menunggu lama lagi.
Kanaya :
Kapan kita bisa ketemu biar Naya bisa balikin jaketnya Natta?
Besok bisa?
Naya terus mengamati layar ponselnya dengan harap-harap cemas.
"Lo lagi online, please bales sekarang, jangan bikin gue bête lagi cuma karena nunggu balasan chat dari lo Ta." Sambil menunggu Naya mengotak-atik ponselnya sendiri.
Satu menit... dua menit... tiga menit... belum ada balasan juga. Naya mendengus menatap ponselnya yang tergeletak di kasur.
"Gue emang suka buah anggur tapi kalau dianggurin gini nggak enak juga tau Natt...."
Ting!
"Taya." sambung Naya menyelesaikan kalimatnya. Ia segera membuka ponsel.
Natta love :
Nggak bisa, minggu ini lagi banyak kerjaan di kantor
Senyum Naya kembali mengembang, dia langsung mengetikkan balasan.
Kanaya :
Terus Natta bisanya kapan, weekend?
Natta love :
Ok
Naya melempar ponselnya ke kasur dan melompat dari ranjang, berdiri di depan cermin besar kamarnya, sekali-kali menari tidak jelas dengan senyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATTALOVA
RomanceBersenang-senang menikmati masa muda adalah prinsip dari seorang Kanaya Lovandra saat ini Memikirkan masa depan sepertinya belum masuk agenda pribadinya Bagi gadis 22 tahun itu kuliah menjadi nomor kesekian Waktunya lebih banyak untuk main-main, pac...