Nattalova - 52

2.1K 178 22
                                    

Sampai rumah sakit Natta langsung menggendong Naya berjalan cepat masuk IGD, mengabaikan brankar beroda yang disediakan. Natta membaringkan Naya di brankar pemeriksaan, membiarkan dokter dan suster mengurusnya. Sementara dia dengan berat hati harus berbaring dibrankar lain karena luka-lukanya juga harus mendapat perawatan.

Ruang pemeriksaan keduanya yang sedikit jauh membuat Natta tidak bisa mendengar apa yang terjadi disana. Ia hanya melihat beberapa suster berlalu lalang keluar masuk ke ruangan istrinya dengan membawa alat-alat medis yang diperlukan.

Terlalu panik memikirkan kondisi Naya dan bayinya, Natta sampai tidak memperdulikan suster yang mengobati lukanya. Beberapa suntikan obat pun tidak membuatnya takut atau kesakitan, pikiran Natta benar-benar dikuasai dua kesayangannya yang sedang bertaruh nyawa. Tak apa benda yang paling ia takuti itu menusuk kulit, asal dirinya tidak perlu dirawat, cukup rawat jalan saja.

Sampai Natta selesai diobati, ruangan Naya masih tertutup. Botol air mineral yang diberikan Alex hanya diminum seteguk, sekedar cukup membasahi tenggorokannya saja. Natta tidak bisa duduk, dia terus mondar-mandir dengan pikiran berkecamuk. Melihat banyaknya noda darah dibajunya, hati Natta kembali tersayat, mengingat darah itu berasal dari mana.

"Mas Nattaya?"

Natta menoleh, berjalan cepat mendekati dokter yang baru keluar ruangan, "bagaimana keadaan istri saya, Dok? Naya nggak papa kan? Bayi kami selamat kan?"

"Untuk luka luarnya tidak apa-apa, semuanya akan sembuh dalam beberapa hari. Tapi kami mohon maaf, Mas. Mbak Kanaya mengalami keguguran, janinnya tidak bisa bertahan akibat benturan keras."

Seketika dunia Natta seolah berhenti, punggungnya membentur dinding dengan tatapan kosong tak percaya.

"Setelah ini kami harus melakukan kuret untuk membersihkan sisa jaringan yang ada dirahim mbak Naya..."

Natta tidak lagi mendengar kata-kata dokter, saat ini dunianya seakan runtuh. Ia sampai tak mampu berpegangan pada dinding, membiarkan tubuhnya luruh ke lantai. Natta menjambak rambutnya sendiri, sesekali memukul-mukul dadanya agar rasa sakit tak kasat mata itu pergi. Tidak bisa, rasa sakit itu semakin menjadi seiring tangisnya yang tak terbendung.

Kehilangan.

Untuk kesekian kalinya Natta harus merasakan kehilangan. Untuk kesekian kalinya Tuhan mengambil seseorang yang sangat berharga dalam hidupnya.

Belum lama dia ada. Baru beberapa minggu dia hidup dirahim Naya, baru satu minggu ini Natta merasakan kebahagiaan lain setiap kali mengusap perut istrinya, membisikkan kata-kata manis untuk makhluk kecil didalam sana. Tapi malam ini semua kebahagiaan itu sirna. Dia pergi... dia pergi sebelum bertemu kedua orang tuanya... yang begitu menantikan kehadirannya.

*****

Kesombongan sekecil apapun tidak akan berakhir baik, mungkin itu yang direnungkan Natta saat ini. Merasakan sentuhan Agam pada bahu, hati Natta seakan tercabik. Dulu dalam diam ia pernah bergumam, bahwa kehidupannya pasti akan jauh lebih baik dibanding ayahnya. Menikahi wanita yang dicintai melalui step by step yang semestinya dan mendapat amanah anak dengan cara yang sah.

Ternyata pemikirannya salah.

Natta terlalu jumawa dalam menilai takdir seseorang. Tuhan memang memberikan jalan hidup yang rumit untuk Agam muda. Memberinya masalah besar dengan terjadinya kecelakaan satu malam, menjadikannya sosok yang paling dibenci wanita tercintanya saat itu, sampai akhirnya terpaksa menjadi single parent untuk anaknya yang lahir diluar pernikahan.

Dan hebatnya, dalam keadaan yang tidak diharapkan siapapun, Agam bisa mempertahankan dan melindungi calon anaknya sampai lahir, bahkan dari ibunya sendiri yang sempat tidak mengharapkannya. Dia rawat anaknya sampai besar, dia didik dengan ilmu dunia dan agama yang terbilang lebih dari cukup.

NATTALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang