-Aku pastikan tidak lama lagi apa yang menjadi milikmu akan menjadi milikku-
"Shit!"
Natta melempar ponselnya ke meja setelah membaca pesan misterius yang akhir-akhir ini sering mengganggu. Dia menyandarkan punggung dengan tangan terangkat mengusap rambut sampai belakang kepala. Wajahnya terlihat frustasi, rambut yang biasanya tertata rapi kini sedikit berantakan. Selain urusan pekerjaan yang sialnya begitu banyak di awal tahun ini, ada hal lain yang mengganggu pikiran Natta. Dan semua itu benar-benar mengusik ketenangan hidupnya.
Semua berawal dari Gabriella yang menelfon di malam tahun baru. Natta yang dari dulu memang tidak terlalu suka dengan gadis yang biasa disapa Gaby itu, memilih mengabaikan semua panggilan dan kembali fokus membakar daging bersama Naya.
Namun tak lama Alex datang memberikan ponsel yang sudah tersambung dengan Gaby. Sebenarnya Alex juga tidak terlalu suka dengan sepupunya itu, sejak kecil Gaby selalu mengganggu dirinya dan Natta saat bermain, membuat keduanya jengah. Tapi sepertinya kali ini ada hal serius yang ingin Gaby bicarakan pada Natta, sampai dia mendesak Alex untuk membujuk sahabatnya agar mau bicara walau hanya sebentar.
Dan benar, apa yang disampaikan Gaby benar-benar mengejutkan Natta. Gaby yang seorang model mendapat job dengan fotografer baru yang belum lama ini kembali ke Indonesia. Fotografer itu tak lain adalah Thomas, orang yang sudah Natta patahkan hidungnya waktu SMA.
Entah dari mana Thomas mengetahui hubungan Gaby dan Natta, yang jelas pria itu meminta Gaby untuk membantu rencananya membalas dendam pada Natta. Gaby sempat menolak, tapi Thomas mengancamnya dengan sesuatu yang membuat Gaby tidak bisa berkutik.
Hanya itu informasi yang bisa Gaby berikan waktu itu karena Thomas memang belum menjelaskan semuanya. Dan akhirnya Natta memutuskan akan membahas masalah ini nanti setelah liburan selesai.
Melihat keseruan di taman belakang villa malam itu, Natta mencoba tidak memikirkan masalah yang sebenarnya sudah mulai mengganggu pikirannya. Terlebih melihat Naya, Natta ingin terus menikmati senyum cerianya tanpa gangguan apapun.
Tapi gadis ajaibnya itu seperti merasakan perubahan sikapnya dengan terus bertanya, hanya senyum dan gelengan yang bisa Natta berikan. Malam itu perayaan tahun baru pertama bagi Natta bersama seseorang yang dia ijinkan masuk ke dunianya, Natta tidak mau merusak suasana dengan masalah yang belum pasti. Natta benar-benar ingin melewati malam penuh kembang api dengan orang yang dia sayang. Termasuk mengawali tahun dengan mengajak Naya menikmati udara pagi daerah Puncak.
Sepanjang hari itu benar-benar terasa sempurna bagi Natta. Bersepeda, makan satu jagung berdua, melihat senyum bahagia Naya menerima bunga pemberiannya. Dan yang terpenting sudah mengenalkan Naya pada Flora, hal yang ingin Natta lakukan saat dirinya sudah menemukan seseorang yang dia yakini akan menjadi masa depannya. Semua moment itu mampu melupakan masalah yang mengganggunya sejak semalam.
Tapi ada telfon misterius yang kembali merusak kebahagiaan Natta. Pikirannya langsung tertuju pada ucapan Gaby semalam. Suasana hati Natta yang sedang buruk diperparah dengan Naya yang bercanda setelah mereka terjatuh.
Natta marah saat Naya pura-pura hilang ingatan, Natta kecewa karena semua itu mengingatkannya pada Flora ketika mulai lupa dengan dirinya. Dan rasanya menyakitkan dilupakan orang yang kita sayang. Tapi demi apapun Natta menyesal sudah membuat gadisnya sedih, merasa kesepian, merasa sendiri di tengah keluarganya.
Walaupun tidak mudah bersikap biasa disaat pikirannya kacau, Natta coba melakukan itu saat bersama Naya. Tapi sialnya terror itu datang lagi. Sudah berkali-kali selama beberapa minggu ini Natta menerima terror melalui pesan dan panggilan misterius. Peneror itu belum mau membuka identitas, tapi Natta menduga satu nama yang kemungkinan besar melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATTALOVA
RomanceBersenang-senang menikmati masa muda adalah prinsip dari seorang Kanaya Lovandra saat ini Memikirkan masa depan sepertinya belum masuk agenda pribadinya Bagi gadis 22 tahun itu kuliah menjadi nomor kesekian Waktunya lebih banyak untuk main-main, pac...