Nattalova - 43

2.5K 166 40
                                    

Hari sudah gelap. Naya menghentikan mobil di parkiran villa, meminta salah satu pegawai membawakan tas ransel Natta, sementara dia memapah pria itu menuju villa yang sudah dipesan dalam perjalanan tadi.

Selama pegawai laki-laki itu membantu Natta mengganti baju, Naya keluar kamar karena Oska menelfon. Adiknya itu bilang orang tua mereka sudah pulang dan menanyakan keberadaannya. Sebelumnya Naya sudah berpesan agar tidak memberitahukan tentang Natta. Dan kali ini Naya kembali berpesan kalau malam ini dia tidak akan pulang karena harus menjaga Natta yang sedang sakit dan akan menginap di villa.

Naya menutup telfon, kembali masuk villa kelas utama itu, mendekati Natta yang sudah terbaring dibawah selimut.

"Nanti kalau dokter Rio datang, tolong antarkan dia kesini." perintah Naya pada pegawai itu sebelum meninggalkan mereka di kamar.

Natta yang tidak ingin bertemu orang tua Naya dengan kondisi seperti ini memaksa Naya membawanya ke villa keluarga. Pria itu juga menolak dibawa ke rumah sakit, padahal demamnya tinggi sekali.

"Sambil nunggu dokter, aku kompres dulu ya." Natta hanya mengangguk dengan senyum lemah.

Dengan telaten Naya mulai mengompres Natta, sesekali menyentuh lehernya yang masih panas. Pandangannya tak sengaja melihat minyak kayu putih didalam kotak obat yang terbuka. Naya mengambilnya, memandanginya beberapa saat lalu bergantian memandangi Natta.

"Kenapa?" tanya Natta bingung melihat tingkah Naya.

"Tiap anak-anaknya sakit, Mama selalu balurin minyak kayu putih ke perut sama dada." Naya kemudian memberikan botol hijau itu pada Natta.
"Kamu balurin ya, biar enakan."

"Sendiri, nggak dibantuin?"

"Maksudnya?"

"Ya kamu yang balurin. Dulu Bunda juga suka gitu kalau aku sakit." Naya terbelalak, ia pernah melakukan ini pada Niol, tapi kalau skinship dengan Natta....

"Eh... nggak papa?"

"Ya nggak papa. Nanti kan kalau udah nikah kita akan lebih dari ini." Naya kembali terkejut dengan jawaban Natta, apalagi muka lempengnya itu loh. Kalau saja ekspresinya sedang menggoda pasti Naya akan memukulnya. Tapi ini.... hah, Natta memang juara kalau urusan membuat Naya kicep.

Akhirnya Naya membuka sedikit kaos lengan panjang Natta, kemudian mulai membalurkan minyak kayu putih ke perut, naik ke dada. Bisa dibayangkan segugup apa Naya bisa menyentuh roti sobek yang sudah lebih terbentuk dari pada dulu saat awal-awal mereka kenal. Untung saja Natta tidak lagi memandanginya, kalau iya pasti dia bisa melihat kegugupannya.

Gantian Naya yang memandangi Natta yang sesekali mengusap wajahnya, pasti dia pusing sekali. Tapi mengingat Natta sering membahas pernikahan, sepertinya pria itu benar-benar tidak sabar mengikatnya. Naya tersenyum, ada rasa bahagia tak terjemahkan dalam hatinya. Pria yang dulu dia puja-puja, sekarang malah berbalik mengejar seolah tak bisa hidup tanpanya. Hihiii.

Belum sempat Naya bersuara, bunyi ketukan pintu terdengar. Setelah dipersilahkan masuk, pegawai villa diikuti dokter pria berambut putih mendekati ranjang king size tempat Natta merebahkan diri.

"Lama tidak bertemu, sekarang kamu sudah besar, Kanaya."

"Om Rio juga makin rata aja ubannya." Dokter keluarga Langit itu terkekeh, memang anak perempuan Langit itu tidak berubah dari dulu, celetukannya selalu berhasil mencairkan suasana.

"Jadi kamu apakan kekasihmu sampai panas tinggi seperti ini?" goda dokter Rio sambil memeriksa Natta.
"Ya ampun, kenapa tidak dibawa ke rumah sakit?" dokter itu menggelengkan kepala saat menyentuh leher Natta.

NATTALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang