Keduanya masih diam saling berpandangan, terutama Naya yang berusaha mencerna kata-kata Natta. Sampai akhirnya Naya reflek melepas genggaman tangan Natta saat waitress datang membawa pesanan.
"Kamu tadi nanya aku siapa kan? Aku ini Kanaya Lovandra, anak kedua dari tiga bersaudara yang lahir di Paris hampir 22 tahun yang lalu, sekaligus anak perempuan satu-satunya di keluarga."
"Aku serius Nay."
"Aku juga serius. Kamu tanya aku siapa ya aku jawab. Terus kamu bilang kenapa aku bikin pikiran kamu kacau? kamu mau nuduh aku pelet kamu, atau guna-guna kamu, gitu?"
"Astaga Kanaya. Tolong jangan bikin aku tambah gila." Seru Natta frustasi.
"Siapa yang mau bikin kamu gila Nattaya. Aku cuma memperjelas semuanya, karena faktanya aku emang nggak ngelakuin apa-apa sama kamu." Natta mengusap wajahnya beberapa kali, sebelum meremas rambutnya.
"Astagfirullah al'adzim." Natta merasa gadis di depannya ini benar-benar sudah membuatnya gila.
Sementara itu dalam diam Naya tersenyum tipis, hatinya bersorak penuh kemenangan melihat Natta terlihat frustasi karenanya.
'Selain jatuh dalam pesona gue, ternyata lo udah terjerat virus cinta gue Ta.'
"Kenapa kamu senyum-senyum?" Naya tersentak, keasikan jumawa dalam hati sampai tidak sadar Natta memperhatikannya.
"Eh, enggak."
"Kamu senang liat aku kayak gini? Apa kamu udah sering bikin cowok jadi gila kayak aku gini? Udah berapa banyak korban kamu?" Naya terpaku melihat tatapan Natta yang serius.
"Korban, emangnya aku penjahat."
"Kamu nggak ngerasa udah jahat sama aku?" Natta seperti polisi yang sedang menginterogasi tersangka, membuat Naya salah tingkah karena Natta terus memandanginya.
"Natta apaan sih, udah ah." Natta ini paling bisa memutarbalikkan keadaan. Awalnya kan dia yang salah karena menghilang tanpa kabar, kenapa sekarang jadi Naya yang dicecar?
"Ini mie gorengnya boleh dimakan nggak? Aku udah laper tau." Kata Naya memanyunkan bibir sambil melirik piring mie goreng di meja.
Melihat ekspresi Naya membuat Natta tidak tahan untuk tidak tersenyum. Sepertinya untuk saat ini tidak perlu lagi menanyakan pertanyaan yang menimbulkan perdebatan. Setidaknya inti permasalahan mereka sudah selesai. Naya juga sudah terlihat kembali seperti biasanya, Naya yang ceria dan menggemaskan. Naya seperti ini yang Natta sukai.
Natta membuang nafas sebentar sebelum mencubit bibir Naya.
"Ini baru Nayanya aku. Yuk makan." Lagi-lagi Naya terpaku dengan kata-kata Natta, terlebih klaim kepemilikan yang diucapkan cowok itu. Walaupun hubungan mereka masih pendekatan tanpa status yang pasti seperti pacaran, entah kenapa Naya nyaman menjalaninya.
Naya tersenyum sendiri sambil menyesap minumannya. Setelah itu tangan kirinya mulai melilitkan mie ke garpu.
"Eh tunggu Nay." Natta segera menahan tangan kiri Naya yang sudah mengangkat garpu.
"Kamu mau makan pake tangan kiri?"
"Pertanyaan kamu konyol banget sih Ta. Kamu kan tau tangan kanan aku lagi sakit ya mau nggak mau pake tangan kiri." Natta berdecak, merebut garpu dari tangan Naya lalu menarik piring Naya juga.
"Loh kok diambil?"
"Aku suapin." Sejenak Naya tercengang, tapi tak lama tersadar saat Natta sudah mengangkat garpu.
"Nggak usah Ta, kamu kan juga mau makan. Sini." Natta langsung menjauhkan tangannya yang memegang garpu dari jangkuan Naya lalu menahan tangan gadis itu. Naya hanya bisa memandangi Natta dan mie yang melilit garpu bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATTALOVA
RomanceBersenang-senang menikmati masa muda adalah prinsip dari seorang Kanaya Lovandra saat ini Memikirkan masa depan sepertinya belum masuk agenda pribadinya Bagi gadis 22 tahun itu kuliah menjadi nomor kesekian Waktunya lebih banyak untuk main-main, pac...