Nattalova - 6

2.2K 157 62
                                    

Naya yang sudah tidak sabar memilih berjalan lebih dulu meninggalkan Niol yang sedang memarkirkan mobil. Area di sekitar gedung futsal itu cukup ramai, terutama di depan deretan ruko-ruko karena banyak orang nongkrong.

Langkah Naya memelan sejenak saat lewat di depan cowok-cowok yang nongkrong di dekat parkiran motor di depan ruko, suara siul-siul dan deheman beberapa kali terdengar menggodanya. Bukannya kepedean, tapi saat ini cuma Naya cewek yang lewat di jalan itu, yang lainnya bapak-bapak dan anak kecil. Tidak mungkin kan mereka menggoda bapak-bapak itu?

"Sendirian aja Cantik."

"Kok cemberut aja sih."

"Nggak mampir dulu beli minuman dingin neng?"

Sebenarnya Naya tidak peduli dengan godaan-godaan itu, toh mereka tidak mengganggu lebih dari itu. Naya maklum sih, namanya cowok-cowok kurang piknik pasti matanya melek kalau lihat yang bening, tapi Naya tetap saja risih mendengarnya.

Kalau kejadian ini di kampus dan orangnya tidak terlalu banyak pasti Naya sudah mendamprat tuh cowok-cowok, tapi ini di tempat umum dan mereka banyak, yang ada Naya makin diganggu kalau meladeni mereka. Atau lebih ngerinya Naya diculik terus dibawa ke gudang sepi buat dimacem-macemin. Hiiiiii.

"Nih topi lo ketinggalan di mobil." Naya merasakan ada sesuatu yang menutupi kepalanya, topi warna putih yang memang sengaja dia bawa untuk melengkapi penampilannya hari ini. Tapi dibalik itu Naya bersyukur karena Niol datang tepat waktu.

"Lama amat sih bang." Niol mengerutkan kening.

"Tumben lo panggil gue abang, sakit?" Naya menghempaskan tangan Niol dari dahinya kemudian melirik kearah cowok-cowok itu penuh arti. Niol cukup peka untuk mengerti maksud adiknya.

"Tadi gue suruh nunggu nggak sabaran sih. Ayo." Niol merangkul bahu Naya menuju pintu masuk.

"Lo kelamaan, gue kan pengen lihat Natta keringetan." Niol mengelap lehernya sendiri dan memberikan telapak tangannya ke muka Naya.

"Nih keringet gue nih... nih."

"Nioolll jorok iihhh!" Niol terkekeh, baru juga datang mana ada keringetnya.

Suasana di dalam tak kalah ramai, terutama di lapangan no. 1. Lapangan itu sedang digunakan untuk pertandingan babak final yang mempertemukan perusahaan Natta sebagai tuan rumah dan salah satu perusahaan besar di kota ini.

"Perusahaan kita kalah ya Yol?" Naya mengikuti Niol yang berdiri di sisi kiri lapangan

"Tadi di grup WA katanya juara 3. Lo dandannya kelamaan makanya kita telat, gak lihat anak-anak kantor main kan."

"Namanya juga cewek."

Dari jam sepuluh pagi tadi Niol memang sudah siap di depan TV menunggu adiknya, tapi sampai dia ketiduran Naya belum juga keluar kamar, padahal setiap pintu kamarnya diketuk dia bilang sebentar lagi.

Niol terbangun saat Naya menggoyang-goyangkan lengannya, tepat jam setengah dua siang. Pria itu terpaku melihat penampilan adiknya.

"Lo cuma pakai ginian aja dandannya seabad? Ampun deh."

Setelah berjam-jam mengobrak-abrik lemari dan mencoba beberapa pakaian, Naya memang hanya memakai tanktop putih dibalut kemeja berbahan jeans tanpa dikaitkan kancingnya dengan bagian lengan terlipat sampai bawah siku, celana jeans putih sepaha dan sepatu converse putih. Rambutnya digerai bebas tapi tangannya memegang topi, tak lupa tas kecil sudah menggantung di punggungnya.

Sepanjang perjalanan tadi Niol terus ngedumel karena tim futsal perusahaannya sudah bermain dari tadi tapi mereka masih di jalan. Dan Naya tidak terlalu peduli karena dia sibuk memikirkan bagaimana pertemuannya dengan Natta nanti.

NATTALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang