Part 19

107K 3.5K 62
                                    

Hey..., lapak EMay buka lagi.😎
Karena ✨ part. 18 capai angka 100 lebih cpt dari biasanya plus mulai bnyk yg komen jd eyke updet cpt jg.🤩

Btw, eyke baper sendiri di part ini. Friday night, hujan2 manjah, plus scene-nya ena-ena.😅

Part ini lbh bnyk narasi.y ea, conversation dikit. Taulah kalo gituan, action more, talk less.☺️
Yg gak suka skip ajjah.😂

Eyke waktu ngetik rempong ngebayangin.y. Pas baca ulang, ngakak.
Ini eyke nulis apaan, sih?
Org pada ngerti, gak?
😂😂😂

Oh ya, I'm not blink.
Tapi lg sukak bngt lagu itu.😍

Ditunggu vote and comment.y!

Enjoy your reading ^_^

___________________ *** ______________________

Edward terus berjalan mendekati May sambil melepaskan pakaiannya hingga hanya tersisa celana dalam dan kemeja yang tidak terkancing. Saat May terjebak di dinding, dia mengurung gadis itu di kedua lengannya. May menghindari tatapan mata jadi menoleh ke kanan. Edward menyeringai.

"Saat seperti ini masih bersikap angkuh. Bukankah kamu seharusnya merengek dan meminta padaku agar tidak tersiksa lagi?" Edward membimbing tangan May mengelus miliknya.

May terdiam menahan hasratnya. Intinya semakin banyak memproduksi cairan saat menyentuh milik Edward. Dia tidak kuasa menarik tangannya karena dia sangat menginginkan apa yang ada di balik celana itu. Tidak, dia membutuhkannya! May bisa gila jika itu tidak masuk ke tubuhnya. Tapi May tidak mau kalah, dia makin menggigit bibirnya agar tetap sadar.

Tangan Edward masih membimbing tangan May menekan miliknya sedang tangan yang lainnya memegang rahang gadis itu agar melihatnya. Mata mereka beradu. Edward menyukai mata yang tampak tersiksa di depannya sedangkan May muak dengan pandangan berkuasa pria itu.

Edward mengecap bibir May, mengulum hingga menghisap lidahnya. Gadis itu benar menguji kesabarannya. Edward menciumnya brutal tapi May tidak mengelak dan tidak memberi balasan.

Jengkel May tidak membalasnya, Edward merobek renda tipis di kedua bahu gadis itu lalu menariknya melorot sampai ke kaki. Dengan sekali tarikan, tali bra May putus lalu Edward melemparnya ke lantai dan dia pun melepas kemejanya. Yang tersisa hanya lace v string yang menutupi inti May dan celana abu-abu yang mengurung burung Edward.

Edward mengulum kembali bibir May sambil tangannya mengusap pangkal paha gadis itu. Kali ini dia mendapat balasan, May memagut bibir atas Edward kala pria itu mengecap bibir bawahnya. Saat lidah Edward menari-nari di dalam mulut May, lidah gadis itu pun mengikuti iramanya.

Tanpa menghentikan ciuman mereka, Edward mengangkat tubuh May ke sofa yang disambut lingkaran lengan May di lehernya. Pria itu langsung menarik Lace v string May sehingga tidak punya penghalang lagi. Dia membuka kaki perempuan itu lalu tersenyum mesum.

"Sayang, kamu menghasilkan banyak pelumas malam ini," ujar Edward sambil menarik kedua sisi labia minora May hingga menunjukkan warna merah muda mengkilap. "Kamu sudah sangat siap," lanjutnya kemudian menjulurkan lidahnya menjilat cairan itu.

"Aaahhhh...." May melenguh kegelian. Tubuhnya menggeliat tidak karuan, tangannya mencakar sudut sofa. "Oohhhh... ahhhhh...." Suara May makin menjadi-jadi saat ujung lidah Edward menekan titik tertentu.

Between Love & ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang