Part 30

75.1K 3.9K 138
                                    

Lestarikan budaya vote & comment.

Enjoy your reading. ^_^

🙂🙂🙂

May merenggangkan tangannya ke atas dalam keadaan masih terpejam. Matanya mengerjap tersadar dari tidur. Dia menguap beberapa kali lalu duduk, terpaku, mengamati sekitar.

Semalam, May terlalu capek menampik Edward saat menggendongnya keluar dari mobil. Setelah merasakan tubuhnya terbaring di kasur memeluk guling, dia kembali tidur nyenyak. Tapi apa ini? Lengan bajunya sampai pergelangan saat dia merentangkan tangannya ke depan, itu berarti bajunya terganti jadi piyama tidur. May panik memeriksa pakaian dalamnya. Dia menarik napas lega, pria itu tidak berbuat senonoh saat dia tertidur.

Pandangan May menyapu seisi ruangan berdinding kaca yang ditempatinya. Posisi tempat tidurnya jelas menyajikan hamparan hijau di luar sana. Suasana tenang dengan kabut tipis dan langit berawan. Dia menarik napas dalam-dalam menikmati udara segar dan aroma alam yang terguyur hujan semalam.

May beranjak ke ruangan lain, mencerna lokasinya sekarang, hanya hamparan perkebunan teh yang terlihat sejauh mata memandang di balik dinding kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

May beranjak ke ruangan lain, mencerna lokasinya sekarang, hanya hamparan perkebunan teh yang terlihat sejauh mata memandang di balik dinding kaca. May mengernyit, ini bukan hotel. Satu hal lagi, dia tidak di sekitar pantai. Bali terkenal dengan pantainya, setidaknya itu yang ada di pikirannya saat Edward mengajak ke Bali. Dia akan bermain air di pantai, bukan memetik teh di tengah gunung seperti sekarang ini.

"Baru bangun, sayang?" Suara diiringi pelukan Edward dari belakang membuat May terperanjat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baru bangun, sayang?" Suara diiringi pelukan Edward dari belakang membuat May terperanjat. "Aku menyukai aroma ini." Tarikan napas Edward di ceruk lehernya membuat May merinding, seakan serigala lapar sedang mengendusnya.

"Kita di mana?"

"Villa kebun teh milik keluargaku," jawab Edward mulai mencumbu leher belakang May.

"Di mana Rans?"

Edward berhenti mengecup lehernya. "Kenapa mencari Rans disaat ada aku di sini?" balas Edward tidak senang.

"Mely...." May berhenti sejenak. "Aku ingin menanyakan keadaan wanita itu," ucapnya hati-hati.

Hembusan napas Edward terdengar jelas di telinga May. Pria itu melepas pelukannya lalu memutar tubuh May agar berhadapan.

Between Love & ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang