Jang lupa vote and comment, ya.
Enjoy your reading. ^_^
🙂🙂🙂
Nathan mengamati perubahan raut muka Natasha saat dia menanyakan keberadaan May. Nampak jelas perempuan itu tidak tahu walaupun ekspresinya menunjukkan May hilang bukan hal yang perlu dikhawatirkan.
"Kamu pria kedua yang menanyakan dia. Yang pertama dua bulan lalu, aku bisa menjawabnya karena tahu. Sekarang, aku tidak bisa memberi jawaban apa pun selain 'tidak tahu', May tidak banyak cerita tentang dirinya kecuali masalah pekerjaan." Suara Natasha yang tadinya seksi dan menggoda berubah jadi ketus. Dia kesal pelanggannya mencari wanita lain.
Kening Nathan berkerut mendengar penjelasan Natasha. Dia menjadi sensitif dengan kata dua bulan. Pikirannya langsung teringat jumlah malam yang dihabiskan Edward menyentuh May-nya.
"Siapa pria yang mencarinya? Bukankah May hanya bertemu sekali dengan pelanggannya?"
Natasha mengedikkan bahu. "Entahlah, yang jelas pria itu menggunakan temannya untuk menemuiku karena May pernah menggunakan inisial B25. Setelah itu, May berhenti kerja di sini kemudian kerja pada orang itu. Tadinya kupikir telah melakukan kesalahan membuatnya kehilangan pekerjaan karena menggantikanku malam itu, nyatanya dia malah mendapat pekerjaan dengan bayaran lebih baik." Dia menjelaskan panjang lebar tanpa tahu situasi. May tidak pernah sekalipun cerita tentang Nathan.
"Kenapa merasa bersalah?" pancing Nathan, dia tertarik dengan cerita Natasha.
"Kami tidak bisa membatalkan pelayanan jika sudah konfirmasi ke pihak Tante Rara. Malam itu aku ada urusan mendadak jadi minta tolong May menggantiku, tidak ada yang tahu kadang kami tukaran andai saja pria itu tidak ketemu lagi dengan May menggunakan inisial B1."
Seperti yang dikatakannya, yah, Natasha telah melakukan kesalahan. Wanita itu penyebab utama May bertemu Edward. Nathan mencengkeram pegangan sofa menahan emosinya. Dia yang membuat hubungannya makin rumit.
"Karena pria itu tidak bisa lagi menemui B1 maupun B25, makanya dia menggunakan temannya menemuiku. Aku rasa dia ketagihan bermain dengan May dan tidak bisa kupungkiri May juga sepertinya suka. Ah, wanita itu suka yang sedikit kasar." Natasha tertawa renyah tanpa menyadari kilatan mata cemburu karena ucapannya. "Btw, kenapa kamu juga mencarinya? Aksiku tidak kalah dari dia, kok," lanjutnya tersenyum menggoda.
"Aku calon suaminya."
Natasha mangap lalu menutup mulutnya rapat-rapat, tiga detik kemudian tawanya meledak.
"Wah! Yang dulu mengaku pacarnya sekarang calon suami," ujar Natasha di sela tawanya. "Jangan pikir aku akan percaya karena May tidak pernah menjalin hubungan serius dengan pria mana pun."
"Tidak peduli percaya atau tidak yang jelas bagiku kamu telah melakukan kesalahan karena May menggantikanmu." Nathan bersandar lalu melipat tangannya di atas perut sambil memberi sorot mematikan.
Tawa Natasha terhenti, memperhatikan wajah serius yang memendam murka padanya. Ini pertama kalinya dia bertemu Nathan, kesan pertama dia cukup kagum dengan wajah dan postur tubuhnya. Setelah tahu pria itu mencari May, ada sedikit kesal hingga dia bercerita tentang Edward dengan tujuan membuatnya kecil hati.
Anggaplah dia berhasil memanas-manasi pria itu, tapi terlalu panas. Natasha mulai khawatir, dia bisa merasakan kilatan benci yang menusuk tajam jantungnya. Dadanya makin berdebar manakala pintu terbuka tanpa diketuk.
Pram masuk memberikan isyarat akan mengatakan sesuatu, sejenak dia memandang Natasha meminta persetujuan bosnya bicara di depan wanita itu atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love & Obsession
General FictionEROTIC MATURE (21+) Niatnya hanya bersenang-senang tapi malah menyiksa diri. Dia, perempuan yang kupilih secara acak, hanya untuk semalam, menjadi mimpi buruk bagiku jika tidak memilikinya. Dia harus memilih, tersiksa di sisiku atau mati di sisi ora...