Part 52

58K 3.8K 191
                                    

Keep vote and comment, guys.

NextUP will be after 800++votes.
*Nyengir jahat*😅😂

Enjoy your reading.

🙂🙂🙂

Setelah beberapa jam, Edward kembali ke kamar. Tanpa bersuara dia mendekati May yang tertidur pulas. Sejenak matanya tertuju ke pergelangan May yang memerah lalu menghela napas. Dia berharap wanita itu segera patuh padanya agar bisa melepas ikatannya.

Sepelan apa pun Edward berusaha mengenakan kalung yang bertuliskan EMay di lehernya, tetap saja May terbangun. Dia mengerjap dan menggerakkan kepalanya ke arah Edward yang berjarak sejengkal dari wajahnya.

"Apa yang kamu lakukan?"

Sejenak mereka bertatapan lalu Edward mengangkat kalung yang belum berhasil dipasang di depan mata May. "Jangan bergerak, sayang," bisik Edward kembali mengenakannya.

"Kapan kamu akan melepasku?" tanya May patuh tidak bergerak.

"Saat aku yakin kamu tidak akan kabur lagi." Edward memperbaiki posisi letak tulisan EMay di leher May.

"Aku tidak pernah kabur darimu, Ed."

Tangan Edward berpindah membelai rambut May yang acak-acakan dan menyampirkan beberapa helai yang menutupi wajahnya, kemudian beralih menyapu wajah May, mengelus pipinya, lalu ibu jarinya bermain di bibir May yang mengatup.

"Sudah berapa lama aku di sini?"

Edward menjauhkan tangannya dari May melihat jam, "Sekitar sepuluh jam, sekarang jam dua dini hari."

"Ibu dan Dafha pasti mengkhawatirkanku, Pita juga mungkin mencari Ilo."

"Tidak ada yang akan mencari kalian."

"Kok begitu?"

Tidak ada jawaban. May mendesah lemah, mungkin semuanya sudah dimanipulasi Edward. Tapi, tetap saja dia khawatir jika pria itu menyakiti keluarganya dan juga Ilo.

"Lalu apa maumu? Kita tidak bisa terus seperti ini."

"Aku menginginkanmu."

"Itu tidak mungkin. Aku tidak ada perasaan apa pun padamu, dulu hanya sebatas hubungan kerja. Kamu tidak mencintaiku Ed, kamu hanya ingin tubuhku," ujar May mencoba menyadarkan Edward.

"Karena itu aku tidak peduli, yang penting aku memiliki ragamu dan mendapatkan yang kuinginkan."

"See. You just want me to be your sex toy." May mulai emosi.

"That's the way I love you from beginning." May tertawa getir Edward tidak mengelak sama sekali. "Awalnya, aku hanya ingin menjadikanmu pelampiasan nafsu, perlahan aku mulai gila jika tahu ada pria lain yang pernah menyentuhmu. Apalagi setelah kamu menghilang, hidupku serasa hampa."

"Jadi, apa maumu?" May harus mencari solusi mengakhiri tindakan gila Edward. "Aku tidak bisa terus terikat seperti ini. Lama-lama malah stres dan gila juga kayak kamu."

"Menikahlah denganku."

May menyeringai sinis, Apa ini lamaran? Ah, bukan lamaran begini yang jadi impiannya. Bukan saat dia terikat dan kelaparan dengan kantong kemih yang mulai penuh. Siapa yang akan mengatakan ya dengan kondisi seperti itu? Dia bahkan tidak bisa berfikir jernih.

"Jika aku bilang tidak."

"Kamu akan menghabiskan sisa hidupmu bersamaku tanpa status dan tidak akan pernah keluar dari sini."

Between Love & ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang