EMay's readers are amazing.👍
550+ votes for d' nexUP.😄
Enjoy your reading & keep VoMen.
🙂🙂🙂
Appetizer yang dimaksud Edward berlangsung satu jam, terlalu lama dari ucapannya yang hanya masuk sebentar. Itu pun dilakukannya tanpa mengenal kata pelan. Lirihan kesakitan May diabaikan, itu bayaran cemburunya pada Rans. Setelah suara May berubah jadi desahan tertahan, Edward makin antusias hingga tuntas.
Kecupan terakhir dan senyum puas Edward membuat May terpana. Tidak bisa dipungkiri kalau dia sebagai penyedia jasa seperti itu juga ikut lega saat pelanggannya puas.
Setelah mandi, Edward langsung menyiapkan makan malam mereka berdua. Dia tidak hentinya tersenyum membayangkan raut wajah May setelah meloloskan Oscar masuk sore tadi. May pasrah di bawahnya, wanita itu tidak menolak ataupun protes seperti dulu. Sebagai pecinta dominan, dia menikmati lirihan kesakitan May yang berubah jadi kenikmatan tapi tidak mau diakui wanita itu.
"Apa selama dua minggu itu aku bisa ke kampus?" tanya May setelah makan malam.
"Tidak."
"Bagaimana jika ada urusan penting?" May mencoba bernegosiasi sambil cuci piring.
"Itu masalahmu."
"Ed, aku juga tidak melakukan apa-apa saat kamu di kantor. Tidak ada salahnya aku tetap melakukan aktivitasku disaat kamu kerja," bujuk May.
"Bagaimana jika aku butuh?" Edward memeluk dan mencium tengkuk May dari belakang.
Itu urusanmu, balas May dalam hati namun tidak bisa diucapkannya. Edward yang berkuasa sekarang.
"Aku tidak mungkin memanggil sekretaris Rio menggantikanmu."
Edward terus mencium leher May dan kedua tangannya meremas di dada. Cuci piring May terhenti sejenak, dia berusaha tetap berdiri tegak sedangkan tubuhnya mulai menegang menahan perlakuan Edward. Saat sebuah desahan kecil lolos dari bibirnya, May mengumpat dalam hati tapi Edward malah terkekeh.
"Tidurlah setelah cuci piring." Edward berhenti menggerayangi tubuh May lalu menyandarkan dagunya di bahu wanita itu. "Aku akan membangunkanmu nanti."
"Untuk apa?"
"Untuk apalagi kalau bukan melanjutkan yang tadi sore." Edward mencium pipi May. "Aku harus memeriksa berbagai laporan pengeluaran proyek dulu."
"Pergi sana," usir May menggoyangkan bahu tempat dagu Edward bersandar. "Aku tidak bisa cuci piring jika kamu tetap di sini."
"Kenapa? Nanggung? Masih mau?"
"Issshhh," desis May kesal menyikut Edward keras hingga pria itu meringis. May masa bodoh melanjutkan pekerjaannya.
***
Edward benar-benar membuat May begadang setiap malam. Saat weekend tidak masalah, pria itu akan memberinya waktu tidur di siang hari meski kadang pagi dan sore dia sering minta dilayani. Tapi saat hari kerja, May harus ikut ke kantor. Dia risi tidur di tempat kerja orang.
Waktu masih di Tante Rara, May bisa mengatur waktunya dengan baik. Begadang dengan pria hidung belang saat dia tidak ada aktivitas keesokan harinya jadi bisa tidur sepuasnya. Tapi saat ini, Edward is the boss. Dia yang mengatur May.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love & Obsession
General FictionEROTIC MATURE (21+) Niatnya hanya bersenang-senang tapi malah menyiksa diri. Dia, perempuan yang kupilih secara acak, hanya untuk semalam, menjadi mimpi buruk bagiku jika tidak memilikinya. Dia harus memilih, tersiksa di sisiku atau mati di sisi ora...