Part 60

67.8K 3.7K 400
                                        

Heyy..., EMay buka lapak.😁

Still vote & comment, guys.

NexUP still 850+++ votes.

🙂🙂🙂

Seminggu lagi May di tempat ini, mungkin wujudnya akan jadi putri duyung saat balik ke Indonesia.

Beberapa minggu lalu ketika Edward bertanya apa May suka laut, dia hanya mengangguk asal. Seminggu setelahnya -- setelah berbagai tetek-bengek di imigrasi, mereka benar-benar terbang kurang lebih 10 jam dengan 1x transit di Singapura. Dan, hiduplah mereka di tempat yang tidak pernah lepas dengan air, pulau Maladewa.

Bukan May bohong kalau dia suka pantai saat mengangguk dulu, hanya saja dia mulai enek. Bayangkan, setiap hari disajikan dengan pemandangan indah di laut, aktivitas terbatas hanya sekitar laut, kawin saat hembusan angin laut menusuk kulit, apalagi tinggal dengan seseorang yang itu-itu saja -- tapi sialnya, ganteng!

Mungkin ada yang salah dengan kata honeymoon di kepala Edward. Dia salah mengartikan honeymoon berubah jadi honey-month. Bulan madu gak perlu sebulan kali, mana jatah kawin dalam 24 jam bisa sampai 3x dengan durasi semaunya si boss. May kebas, kan, jadinya.

Yap, honeymoon Edward dan May di pulau impian newlywed ini sudah hampir sebulan. Sekarang malah sudah masuk minggu keempat dengan lima kali pindah resort.

Jumeirah Vittaveli jadi pilihan Edward. Awalnya May bingung kenapa pria itu selalu memilih tempat yang seluas rumah dan hanya dihuni mereka berdua, lama-lama May mengerti -- wilayah gerak yang diperbolehkan Edward hanya sebatas di sana saja.

Pernah sekali dia jalan-jalan ke tempat lain tanpa seizin Edward, kebetulan pria itu ada urusan sebentar jadi meninggalkannya sendirian. Hanya tiga puluh menit berselang, Edward tidak berhenti menggerundel mengetahui May pergi tanpanya. Butuh beberapa jam dia menenangkan pria itu, ujung-ujungnya berakhir di tempat tidur.

Beberapa hari ini May mulai sering uring-uringan meminta kembali ke Indonesia, kadang pula dia memakai strategi bergelayut manja tapi tetap saja gagal. Edward bilang ingin memastikan sesuatu sebelum balik ke Jakarta. Pria itu hanya tersenyum gemas setiap kali May menggerutu tentang honeymoon yang berubah jadi honey-month.

Wait!

May luput salah satu istilah bulan lainnya, datang bulan!!!

Segera dia memeriksa jadwal menstruasi di buku catatannya. Dia cukup sensitif dengan tanda merah tersebut karena profesinya dulu mengharuskan dia libur jika saat itu tiba. Wajah May berubah pucat, dia sudah telat lima hari.

Seharusnya May curiga sejak awal, semua pil kontrasepsi yang dia siapkan sebelum berangkat sudah raib setelah tiba di Maladewa. Edward tidak membiarkannya ke mana-mana dan tidak pernah menggunakan pengaman setiap kali berhubungan intim.

"Morning, sayang." Sepasang lengan kekar melingkar dari belakang menyadarkannya dari lamunan.

May menutup buku catatannya. "Dari mana saja?" Dia mencoba bersikap wajar dan menghapus prasangka tentang kehamilan.

Edward memutar tubuh May hingga mereka berhadapan. "Dari ambil pesanan barang," ucapnya setelah melayangkan sebuah kecupan singkat di keningnya. Dia menangkup pipi May lalu memberikan kecupan kedua di bibirnya, "happy birthday sayang, wish you always be mine."

Alis May terangkat hingga keningnya mengerut, "tanggal berapa sekarang?"

"Tiga puluh."

"Apa aku dapat hadiah ultah, misalnya sebuket bunga?"

Between Love & ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang