Part 16

96.9K 3.5K 56
                                    

Alarm ponsel May berbunyi menunjukkan pukul 5 pagi. Setengah sadar dia menggeser ke arah off lalu perlahan melepaskan pelukan Edward dari belakang. Entah jam berapa pria itu pulang semalam.

"Biarkan tetap begini," kata Edward mempererat pelukannya.

"Aku harus pergi."

"Kamu boleh pergi nanti." Edward memutar tubuh May agar menghadap ke dirinya, "malam ini berat kulalui karenamu jadi tetaplah di sisiku sampai aku tertidur." Pria itu menekan belakang kepala May agar bersandar di dadanya.

May bergeming. Dia tidak bisa menolak atau lebih tepatnya tidak ingin. Bau tubuh Edward membuatnya tetap berada dalam dekapan. Perpaduan bau pria dan wangi sabun. Sabun? Biasanya dia mencium wangi parfum khas milik pria itu.

Dalam pelukan Edward, May menghitung beberapa pelanggan yang membuatnya nyaman seperti ini. Tidak seberapa pelanggan yang akan memberikan pelukan hangat setelah menggerayangi seluruh tubuhnya. Para pria itu hanya menganggap May alat pemuas nafsu. Edward pun sama saja saat sedang bercinta, dia hanya mengejar kepuasannya. Tapi pria itu selalu memberikan pelukan setelah May melakukan tugasnya. Semacam reward bagi May hingga tidak merasa jadi jalang seutuhnya.

Pelan-pelan May melepaskan dekapan Edward setelah terdengar dengkuran halus. Dia mengusap rambut pria itu beberapa kali lalu memperbaiki selimut yang menutupi tubuh kekarnya yang tidak mengenakan baju. May memastikan Edward tidur pulas sebelum beranjak pergi.

***

May berjalan lambat saat melihat dari kejauhan Nathan bersandar di mobilnya yang sedang parkir di depan kost. Rasa khawatir mulai menjalar ke pikirannya jangan sampai pria itu tahu hubungannya dengan Edward.

May mulai mengkhawatirkan Edward?

Harus. Sebelum May dibayar lunas, pria itu harus baik-baik saja.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya May menghampiri Nathan.

"Menunggumu." Nathan melihat jam tangannya, pukul delapan. "Aku menunggumu sejak semalam, kamu menginap di mana?"

Kantung mata Nathan menunjukkan dia tidak berbohong. "Di rumah teman," jawab May senatural mungkin.

Tatapan Nathan setelah mendengar jawabannya membuat May sedikit gugup. Apa dia ketahuan bohong?

"Setelah menemukanmu, aku menyuruh orang mengikutimu tapi tidak lagi setelah berhenti bekerja di tempat terkutuk itu. Aku tidak mau kamu salah paham."

"Jadi sekarang kamu tidak percaya?"

Nathan menggeleng, "aku tidak ingin ada masalah denganmu lagi jadi aku akan percaya."

May menarik napas lega. Dia yang tidak mau ada masalah dengan pria ini sebelum  perjanjiannya dengan Edward berakhir.

"Mau mampir? Aku buatkan kopi."

Nathan terpaku, surprise dengan ajakan May.

"Aku akan mengusirmu setelah matamu normal menyetir pulang," kata May sarkasme.

Nathan tersenyum lalu mengikuti May. Dia menahan dirinya agar tidak memeluk gadis itu dari belakang.

Kost May terdiri dari Tiga lantai dengan Enam kamar per lantai. bangunannya memanjang ke samping jadi semua kamar menghadap ke jalan. Kamar May terletak paling ujung di lantai paling atas.

"Tempatmu sepi," ujar Nathan saat May meletakkan secangkir kopi di depannya.

May melirik jam dinding, "Mereka semua sudah pergi jam Tujuh. Kebanyakan pekerja kantoran, di lantai Satu ada beberapa mahasiswi lain."

Between Love & ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang