Part 41

60.8K 3.6K 198
                                    

Keep vote n comment, guys.

Enjoy your reading. ^_^

🙂🙂🙂

Edward tidak pulang semalam. Atau, mungkin pulang tapi tidak mau tidur seranjang dengan May. Yah, itu dugaan May setelah melihat sarapannya sudah siap di atas meja saat dia ke dapur.

Sepeninggal Edward kemarin, Rans yang menjemput May. Pria itu juga tidak bicara apa pun. Lagian, May tidak mungkin curhat kejadian yang sebenarnya. Dia hanya bertanya jikalau Rans dapat perintah selain mengantarnya ke apartemen, tapi pria itu menggeleng sebagai jawaban. May lega karena Edward tidak melakukan apa-apa pada sekretarisnya.

Kemarahan Edward kali ini membuat May cemas, pasalnya ini kedua kalinya dia melakukan tindakan penolakan spontan berhubungan badan dengannya. Yang pertama pria itu tetap memaksanya saat di hotel tapi yang kemarin dia malah pergi. Edward juga biasanya masih tidur di samping May walau sedang marah.

May salut dengan pola makan yang diterapkan Edward padanya. Pria itu tidak pernah membiarkannya telat makan. Kalau Edward tidak memasak, maka Rans yang akan membawa makanan. Mungkin karena pola makannya yang sehat dan teratur membuat staminanya terjaga. Berbanding terbalik dengan kebiasaan May sebagai anak kosan, mie instan selalu jadi andalan.

Sambil menikmati sarapan, May memikirkan strategi menghadapi Edward. Dia yakin pria itu ada di ruang rahasianya.

Pertama yang harus dilakukan tentu saja meminta maaf, pria mana yang tidak meradang jika ditolak saat lagi panas-panasnya. Situasi memang kurang menjamin kemarin, kebiasaan Edward yang minta tidak peduli waktu dan tempat jadi bumerang.

Kedua, May harus melakukan berbagai cara agar bisa keluar apartemen hari ini. Pesan Pita yang bilang rumahnya sudah bisa ditempati membuatnya ingin segera melunasi hutangnya pada ibu dua anak itu. May tidak akan memakai sistem transfer, dia ingin tarik tunai lalu mengirimnya. Mendapatkan ijin Edward ke bank mungkin cukup sulit, tapi dia harus mencoba.

Yang ketiga, May tetap harus memastikan Edward tidak menyalahkan sekretarisnya tentang kejadian kemarin. Pria itu pendendam, sedikit saja yang mengusiknya pasti kena masalah. May langsung teringat Mely saat Edward bilang akan memberinya pelajaran, dia lupa hasrat pria itu sedang menggebu-gebu. Pikirannya jadi kacau hingga malah melakukan tindakan yang salah.

May mengirim pesan pada Dafha menanyakan keadaannya pasca keluar rumah sakit, dia juga minta anak itu melakukan beberapa hal sebelum pindah. Pita yang akan mengurus semuanya jadi May merasa berat pada wanita itu.

Pesan Nathan beberapa hari lalu tidak sengaja terbaca kembali, May tersenyum sinis. Pria itu mencarinya tapi May tidak peduli. Nomor pertamanya dinonaktifkan agar Nathan tidak mengganggunya melalui telepon maupun sms. Hanya nomor keduanya yang aktif dan hanya diketahui Dafha dan Pita.

Jam di layar smartphone May sudah menunjukkan angka 08:15 pagi, tapi Edward tidak keluar juga dari kamar rahasianya. May mengembuskan napas, menguatkan dirinya menghadapi pria itu apa pun konsekuensinya.

May membuka pintu lemari di mana Edward tiba-tiba muncul minggu lalu. Ajaib! Dia langsung disuguhkan ruangan yang luar biasa. Tadinya May kira suasananya akan mencekam dengan penerangan seadanya dan bersekat-sekat menyusahkan penyusup menemukan penghuninya ala-ala film thriller yang sering dia lihat. Tapi ini di luar ekspektasinya. Pantas Edward betah di dalam.

 Pantas Edward betah di dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Between Love & ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang