Part 58

58.4K 3.7K 82
                                    

Keep vote & comment, guys.

NexUp ba'da 850+++votes.

Ihhh, cakka-y EMay gak konsisten, dah lewat target gak updet2.
*Sambil ngebanting iPhone x*

Kan, +++nya gak terhingga.
*Nyengir gak bersalah*

Enjoy your reading.

🙂🙂🙂

Walaupun pada awalnya May tidak mau menikah dengan Edward. Setelah melalui rangkaian prosesi pernikahan kilat dan sepihak, dia sadar statusnya telah menjadi seorang istri. Mau tak mau dia harus menjalaninya.

Jika ada yang bertanya, apa May jatuh cinta pada Edward? Jawabannya tidak. Kadang dia suka pria itu, berdebar jika Edward melakukan sesuatu di luar dugaannya, atau sering pula menikmati setiap kali bercumbu dengannya meski May mengakui cukup sulit mengimbangi hasrat pria itu.

Definisi suka bukan berarti cinta. Bahkan saat janji suci, dalam hatinya hanya ada niat menjalani pernikahan, bukan berusaha mencintai. Pria kasar itu bukan kriteria yang ingin dijadikan suaminya. Dia juga tidak tertarik mengenyam status janda terlalu cepat. Mungkin suatu saat, dia akan punya perasaan cinta pada pria itu seiring berjalannya waktu.

Apa May pernah cemburu karena Edward? Jawabannya juga tidak. Awalnya, cemburu itu masih abu-abu ketika dia tahu apa yang terjadi antara Edward dan Mely, tapi setelah memikirkannya baik-baik, itu hanya karena dia emosi pria itu melanggar. Bagaimana dia bisa cemburu jika tahu seberapa besar obsesi dan posesifnya Edward akan dirinya?

Pria itu sangat jelas menunjukkan bahwa dia butuh May. Dia membatasi kebebasan May untuk kepentingannya. Dia pelan-pelan menciptakan dunia bagi May hanya sebatas dirinya. Sayangnya, May cukup tangguh untuk tidak jatuh dengan mudah di tangannya. Satu lagi, May tidak takut kehilangan pria itu tapi berbanding terbalik dengan Edward. So, asal dasar apa May harus cemburu?

Cemburu itu ada jika ada perasaan. Sejak awal dia menanamkan di pikirannya tidak boleh melibatkan perasaan dalam hubungan bersama pelanggan. Tapi, salah satu pelanggannya kini malah terikat suami-istri dengannya. Pelanggan yang tidak bisa diabaikan. Pelanggan yang berpotensi jadi iblis jika dia tidak mengalah. May butuh waktu mengubah persepsinya bahwa Edward bukan lagi pelanggan, melainkan sudah jadi suaminya.

May sama halnya pengantin wanita lain, dia deg-degan dengan malam pertama. Meski ini bukan yang pertama bersama Edward, tetap saja statusnya sebagai istri membuat malam itu jadi spesial. Apalagi May sudah lama tidak melakukannya sejak memutuskan berhenti menekuni profesi itu.

Berbagai prasangka muncul di benaknya saat Rans datang. Pria itu membawanya bukan menuju kamar pengantin 2060 seperti yang direncanakan Edward, tapi malah kembali ke apartemen. Jika sudah begini, May bisa menebak ada yang salah pada Edward jika melibatkan Rans.

Sampai di apartemen pun tidak ada tanda-tanda kehadiran Edward. May bertanya keberadaan suaminya pada Rans, lagi-lagi sikap menyebalkannya kambuh, pria itu tidak mengatakan apa pun.

Terbesit kecewa dalam hati May karena Edward tidak mengacuhkannya di malam pertama mereka. Walau bagaimanapun malam itu adalah malam pertama baginya berstatus istri jadi dia ingin memberi servis layaknya istri pada umumnya. Mungkinkah apa yang dikatakan Julio benar, dia akan dicampakkan di malam pertama?

Terus terang, May merindukan sentuhan Pria. Bertahun-tahun dia bekerja memuaskan hasrat pelanggan membuatnya terbiasa dan ketagihan berhubungan intim. Hanya saja, dia punya kontrol dan keinginan kuat untuk berhenti.

Between Love & ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang