Part 32

68.7K 3.3K 189
                                    

Lestarikan budaya vote & comment.

Enjoy your reading. ^_^

🙂🙂🙂

"Ngapain di sini?" Sapaan May membuat Nathan menoleh. "Berdiri menatap ke lantai empat di depan kost cewek seperti itu mencurigakan tahu!"

Nathan menghampiri May lalu memeluknya, "dari mana saja? Kamu membuatku khawatir."

"Aku baik-baik saja," balas May berusaha melepas pelukannya, nihil. Terlalu erat.

"Sejak kemarin kostmu kosong, teleponmu juga tidak aktif. Dari mana?" Nathan menuntut jawaban.

"Lepas dulu. Aku tidak bisa napas, Nath. Malu dilihat orang."

"Dari mana?" ulang Nathan melonggarkan pelukannya.

May harus menjawabnya agar terlepas, "dari rumah teman."

"Siapa?"

"Natasha," bohong May.

"Ponselmu, kenapa tidak aktif?"

"Baterainya habis."

"Selama itu? Bahkan sampai pagi ini?"

"Charger Natasha tidak cocok."

"Cewek jaman sekarang tidak ada yang bisa jauh-jauh dari smartphone." Jawaban May tidak memuaskan Nathan.

"Aku bisa." May melepaskan pelukan Nathan lalu menunjukkan ponselnya yang power off, "ini buktinya."

"Berikan nomor ponsel temanmu itu?"

"Buat apa?"

"Konfirmasi."

"What?" May sudah mulai kesal. "Ya sudah kalau tidak percaya. Apa peduliku kamu percaya atau tidak. Lagian kita tidak ada hubungan lagi."

Nathan menarik napas, merengkuh May kembali dalam dekapannya.

"Biarkan aku memelukmu agar sedikit tenang," ujar Nathan karena May berusaha melepaskan diri. "Aku hanya khawatir, ponselmu yang tadinya aktif mendadak tidak bisa dihubungi. Aku ke kostmu juga kosong," lanjutnya mengecup puncak kepala cewek itu berkali-kali.

May membiarkan Nathan memeluknya, cara seperti ini ampuh menghilangkan kecurigaannya.

"Kenapa mencariku?"

"Tidak ada alasan kecuali merindukanmu."
Nathan melepas pelukannya dan mencuri kecupan halus di bibir May. "Dan juga membahas pernikahan kita."

May mengernyit, "aku tidak pernah setuju menikah denganmu."

"Aku sudah bilang hanya menerima jawaban ya. Hubungan kita akhir-akhir ini cukup jadi lampu hijau kamu kembali menerimaku."

"Maksudku bukan begitu."

"Aku hanya ingin mempercepatnya sebelum timbul masalah lain."

"Bukan begitu Nath, aku hanya ingin kita...." Ucapan May terhenti melihat mobil Rans berbelok dari ujung lorong mendekati mereka. Pria itu bisa saja pergi tanpa harus lewat di depan kost May tapi dia malah mengambil jalan memutar dengan jarak yang lebih jauh ke jalan raya.

"May?"

Nathan bingung karena tiba-tiba May diam. Dia berbalik melihat sebuah mobil berhenti di seberang jalan. Pandangannya tertuju pada pengemudi yang menghampiri mereka. Sedangkan May, detak jantungnya sudah tidak karuan. Dia gugup seiring langkah Rans yang semakin mendekat.

Between Love & ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang