Lazy Monday is coming.....
Males beraktivitas, guys.
nge-wp doang.😁😂Rencananya mo stalking aktivitas followers, sapa tau ktemu bacaan yang menarik eh ternyata fitur itu sudah kagak ada.😅
Wp team:
Sesungguhnya penghapusan fitur seperti itu untuk menghindari stalker sepertimu, duhai langit22Biru.😂😅Kamuh2 lagi apa???😁
😄😄😄
Edward pikir dia terlambat setelah melihat May dengan kondisi yang menurutnya absurd, dia segera mencari bantuan. Selangkah kakinya keluar pintu, dua perawat berjalan buru-buru ke arah kamar inap May. Sekilas Edward melihat lampu di depan kamar menyala. Ternyata May sempat menekan nurse call saat rasa sakit sudah tidak bisa ditahannya.
"Bapak jangan ke mana-mana, cukup temani ibu saja. Dokter akan segera ke sini," ucap salah satu perawat saat melewati Edward.
Semuanya terjadi begitu singkat, dalam sekejap May sudah berada di ruang bersalin. Kontraksi demi kontraksi dilaluinya sejak cairan amniotik yang mengelilingi jabang bayi dalam perutnya menyembur deras beberapa jam lalu.
Edward selalu berada di samping May menemaninya melewati setiap pembukaan. Pria itu dengan telaten membersihkan keringatnya, membisikkan kata-kata yang bisa menenangkan istrinya, serta menguatkannya dalam proses bersalin.
Rasanya aneh bagi Edward melihat May membuka kaki pada dokter dan beberapa perawat yang selalu mengecek bagian bawah istrinya. Dia tidak bisa berkomentar ataupun protes karena fokusnya hanya pada May yang menggenggam kuat jemarinya menahan mulas.
Saat May sibuk melakukan instruksi dokter, saat tubuhnya sibuk mengejan kuat, saat itu pula Edward menyadari istrinya berjuang untuk bertahan dan menyelamatkan hidup orang lain. May kesakitan tapi dia tidak menyerah, wanita itu menginginkan bayinya selamat begitu juga dirinya hingga sebuah tangisan terdengar yang disambut senyum lega oleh setiap orang yang ada di ruangan itu kecuali Edward.
***
"Urusan di luar sudah beres?" tanya Edward pada Rans. Pada akhirnya, dia tetap butuh bantuan pria itu untuk mengurus segala administrasi persalinan karena tidak mau meninggalkan istrinya sedetik pun.
Rans hanya mengangguk. Dia menoleh pada May yang tertidur pulas lalu mendekati baby box di samping tempat tidurnya. Jari telunjuk Rans terulur menoel-noel pipi manusia kecil yang baru berumur sehari itu. Si bayi hanya memberi respons keberatan pipinya ditekan oleh Rans dengan gerakan tangan dan wajah memberengut lalu kembali tertidur.
Sejenak Rans beralih ke Edward melemparkan cengiran mengejek. "Kayaknya bakal jadi saingan berat," ujarnya kembali menekan pipi si kecil hingga menggeliat nyaris menangis.
Edward tidak menanggapi ucapan Rans. Memang kenyataannya akan begitu.
"Jadi selanjutnya bagaimana?" Rans mengambil air mineral di kulkas lalu bergabung duduk di sofa bersama Edward. "Apa kamu akan menyuruhku meletakkannya di depan panti asuhan tengah malam atau meninggalkannya di pinggir jalan?" tanyanya lagi. Terdengar bercanda tapi baginya itu bisa saja terjadi jika diminta Edward. Toh, Rans tidak peduli May marah ataupun nasib bayi itu.
Edward menoleh ke tempat tidur May khawatir wanita itu terbangun dan mendengarkan ucapan Rans. Dia menghela napas lega karena May masih tertidur.
"Jaga ucapanmu, Rans."
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love & Obsession
Ficção GeralEROTIC MATURE (21+) Niatnya hanya bersenang-senang tapi malah menyiksa diri. Dia, perempuan yang kupilih secara acak, hanya untuk semalam, menjadi mimpi buruk bagiku jika tidak memilikinya. Dia harus memilih, tersiksa di sisiku atau mati di sisi ora...