"Makan dip, jangan lihatin aku terus. Kamu ga akan kenyang" ucap Agatha sambil menyendok kan makanan ke mulutnya.
"Emang sih ga bakal kenyang. Tapi makan sambil lihat kamu bikin rasa makanan aku semakin manis" ucap Dipta. Agatha tertawa kecil sambil meletakkan sendok nya diatas piring. Ia bertopang dagu dan menatap Dipta.
"Ga semua hal yang manis itu baik. Kebanyakan yang manis manis malah bikin penyakit"
"Emang" balas Dipta dengan masih tersenyum.
"Terus?"
"Lihat kamu yang manis itu bikin penyakit, penyakit ga bisa boleh ke arah lain. Fokus ke kamu aja" ucap Dipta dengan senyum di imut imutkan.
Agatha tertawa dengan tangan menutup mulutnya. Kemudian kedua tangan Agatha terulur untuk menjewer kedua pipi Dipta.
"Gombal banget sih... Anak siapa coba ,kok pinter banget gombalnya Hem?" Tanya Agatha seperti pada anak kecil dan sambil menjewer jewer pipi Dipta.
Dipta melepaskan tangan Agatha yang terus menjewer pipinya. Kemudian ia mengelus elus pipinya yang terasa panas itu.
"Anaknya papi Dirga yang otaknya tinggal setengah sama mami Denada yang cantik jelita"
Agatha tertawa kembali. Ia menyentil hidung mancung Dipta karena gemas dengan sikapnya.
Jika di tanya apakah Agatha bahagia menjalin hubungan dengan Dipta? Jawabannya, iya dia bahagia. Jika pertanyaan berubah menjadi, apakah Agatha mencintai Dipta, jawabannya tidak. Atau mungkin belum.
Agatha tersenyum melihat Dipta yang kembali melahap makanannya dengan lahap. Ia bahagia memiliki Dipta. Yang mau menerimanya apa adanya. Sesuai apa yang dikatakan agastya padanya.
"Hemmm.. sekarang siapa yang ganti lihat siapa. Ayo makan, nanti kamu sakit kalo ga makan" Dipta mengambil sendok di piring Agatha. Kemudian ia menyendok kan makanan itu dan menyuapkannya ke mulut Agatha. Dengan senang Agatha menerima suapan itu.
"Uluh uluh.. anak pinter. Jadi makin sayang deh" ucap Dipta saat agatha melahap semua makanan yang di suapkannya.
Agatha dan Dipta bertepuk tangan dengan riang. Membuat mereka menjadi pusat perhatian beberapa saat. Sadar jika banyak yang melihat ke arah mereka, membuat mereka tertawa cekikikan dengan pelan.
Tiba tiba raut wajah Agatha berubah. Ia menekan kuat ulu hatinya. Agatha merasakan sakit yang luar bisa. Dipta yang melihat itu langsung bangkit dari duduknya dan berjongkok di samping kursi Agatha.
"Kenapa?"
"Sakit dip"
"Astaga. Kamu ga bawa obat?" Tanya Dipta dengan panik . Agatha menggeleng. Ia masih menekan kuat ulu hatinya dengan mata terpejam kuat.
Dipta langsung berdiri. Ia mengeluarkan beberapa lembar uang di meja itu, kemudian ia menggendong Agatha keluar dari restoran.
"Kita ke rumah sakit sekarang" ucap Dipta sambil menggendong Agatha ala bridal style menuju mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Fotosfer (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan kamu adalah bagian hidupku yang memancarkan cahaya ~•fotosfer•~ "kamu yakin?" Tanya Diaz pada Agatha. Agatha menganggukkan kepalanya. "Ga ada cara lain selain...