"Sumpah ya gue laper banget, nungguin lo berdua" ucap agastya dengan kesal sambil menyendokkan nasi ke piringnya.
"Siapa juga yang suruh nungguin" ucap agatha dengan kesal
"Ini nih. Paling kesel gue sama orang kayak beginian. Udah di tunggu tungguin malah ga peka"
"Ya elah bang baper amat lu"
"Udah dong. Kalian ribut mulu. Bunda pusing dengernya" ucap ataya mulai kesal.
Diaz hanya geleng geleng kepala saja. Percuma juga dia ikut bicara, malah akan mendapatkan semprotan pedas dari agastya dan agatha. Karena pada dasarnya mereka adalah satu kesatuan yang tak terkalahkan ketika berbicara.
"Kak diaz mau nambah?" Tanya agatha padanya.
"Boleh ayamnya aja. Enak" agatha tersenyum senang saat diaz memuji kelezatan masakannya.
"Heleh kebetulan aja. Lagian dimana mana ayam kecap ya gini rasanya. Mau gimana lagi" ucap agastya
"Lo kok resek banget sih bang. Kesel gue lama lama"
"Cintai... aku... apa adanya..." agastya malah menyanyi.
"Bukannya ada kata jangan di depannya?" Tanya ataya
"Wah bunda pinter. Ahh jadi sayang. Ga kayak itu,gak sayang" agastya menunjuk ke arah agatha sambil merangkul lengan ataya.
"Aa.. kak diaz lihat... " rajuk agatha pada diaz sambil menunjuk ke arah agastya yang bermanja manja pada bundanya.
"Gapapa. Sini sini kamu sama aku aja" agatha tersenyum senang. Ia pun bergelayut manja pada diaz. Sedangkan agastya memasang tampang kesal.
"Kamu nih. Kalau mau manja sana cari pacar. Jangan sama bunda terus. Cariin bunda mantu, biar bunda ada temennya di rumah" ucap ataya sambil mengambil satu buah apel dan pisau yang ada di meja makan itu.
"Nah bener tuh. Cariin bunda mantu"
"Itu kan udah bun" ucap agastya menunjuk pada diaz. Diaz yang di tunjuk masih asik menikmati paha ayam kecapnya.
"Maksud bunda mantu cewek. Biar bisa nemenin bunda di rumah. Bantu bantuin bunda masak, bersih bersih, ngurus kebun sama lainnya"
"Kalau gitu mah nyari pembantu aja bun. Ga usah nyari mantu" balas agastya membuat diaz dan agatha terperangah mendengarnya.
"Otak lo gesrek bang. Maksud bunda dia pengen punya mantu yang bisa untuk temen di rumah. Lagian lo mau selamanya ngejomblo? Biar apa?"
"Nah bener kata adik kamu. Cariin ya buat bunda?"
"Iya nanti di cariin"
"Nikah enak lo gas" ucap diaz kali ini
"Oh ya, emang apa enaknya?"
"Ya hidup lo bisa lebih terencana dan ter arah. Kalau lo nikah ada yang ngurusin semua keperluan lo. Ya anggap aja kayak lo punya sekretaris pribadi yang paling pribadi" diaz mengedipkan matanya pada agatha membuat agatha bersemu merah.
Namun tiba tiba agatha mengerutkan keningnya saat merasakan gejolak di perutnya.
"Bau apa ini?" Tanya agatha.
"Bau apa? Ga bau apa apa"
"Aduh aku mu..." belum sempat ia melanjutkan perkataannya agatha sudah berlari menuju westafel di ruang makan itu. Ia memuntahkan isi perutnya disana.
Semua panik. Diaz dan ataya langsung menyusul agatha. Diaz memijat tengkuk agatha dan ataya mengusap punggungnya. Agatha benar benar mual. Ia ingin mengeluarkan semua isi perutnya namum tak ada yang bisa ia keluarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Fotosfer (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan kamu adalah bagian hidupku yang memancarkan cahaya ~•fotosfer•~ "kamu yakin?" Tanya Diaz pada Agatha. Agatha menganggukkan kepalanya. "Ga ada cara lain selain...