Udah nepatin janji kan? Langsung update begitu udah sampai permintaan hehe...
Minta lagi gak kayak kemarin. 50 vote dan 15 komentar
Yuk kecerita...
.
.
.
.
.Agatha mengerjabkan matanya beberapa kali untuk menyusahkan cahaya yang masuk ke matanya. Ia langsung tersenyum melihat wajah tampan yang masih tertidur di hadapannya. Tangannya terulur membelai rahang tegas itu dan berakhir pada bibir sexy yang semalam mencumbui tubuhnya dengan sangat lembut itu. Kemudian jemarinya bergerak ke mata yang masih terpejam itu. Bulu mata yang tebal dan alis yang tegas. Agatha sangat menyukainya.
"Tampan, aku tau" ucap Diaz secara tiba tiba membuat Agatha terkejut dan langsung menjauhkan tangannya. Namun tangannya langsung di tahan oleh Diaz. Diaz mengarahkan tangan Agatha untuk membelai puncak kepalanya, turun ke wajah tampannya, ke leher dan semakin turun ke dadanya yang berdegup kencang. Agatha sedikit terkejut saat merasakan degupan jantung Diaz yang sangat kencang.
"Kamu sakit?" Tanya Agatha sedikit panik. Diaz menggeleng
"Ini yang selalu aku rasakan saat bersama kamu. Dan saat melihat kamu pergi rasanya sangat nyeri disini" Diaz mengarahkan tangan Agatha untuk menyentuh dada kirinya.
Agatha menundukkan kepalanya. Tangannya yang memegang dada Diaz bergetar seiring dengan air matanya yang jatuh. Diaz meraih dagu Agatha dengan jari telunjuknya dan membuat Agatha mendongak menatapnya.
"Don't cry. I don't like to see tears of sadness in your beautiful eyes" ucap Diaz.
"what can I do? "
"Tersenyumlah padaku" ucap Diaz. Agatha menggeleng pelan
"Aku tidak bisa"
"Please..." Mohon Diaz pada Agatha. Mata mereka saling bertatapan. Diaz melihat air mata masih menggenang di pelupuk mata Agatha. Ia memajukan wajahnya dan mengecup kedua mata itu, membuat Agatha otomatis menutup kedua matanya dan berhasil membuat air mata itu jatuh. Setelah ciuman beberapa saat itu Agatha kembali menatap Diaz dengan senyuman manis nya. Membuat Diaz pun ikut tersenyum padanya.
"Cantik" ucap Diaz. Membuat kedua pipi Agatha merona merah. Diaz tertawa melihat rona merah itu
"Hei ada apa dengan pipi ini ha?" Diaz mencubit kedua pipi Agatha dengan gemas membuat Agatha mengasuh kesakitan .
"Aww sakit kak Diaz. Ihhh" Agatha memukul pelan lengan Diaz yang polos tidak tertutupi pakaian itu.
Jangan lupakan jika mereka masih benar benar naked dibawah selimut ini. Setelah pergulatan mereka hingga pagi tadi mereka langsung tertidur dengan berpelukan dibawah selimut untuk menghangatkan tubuh satu sama lain.
"Gemes, merah merah gitu" ucap Diaz menoek noel pipi Agatha. Agatha mengerucutkan bibirnya tanda ia sedang kesal.
"Kenapa bibirnya manyun manyun gitu. Aku makan lo nanti bibir itu"
"Iss kamu ganas banget sih" ucap Agatha dengan kesal. Diaz tersenyum mesum dan mendekatkan bibirnya ke telinga Agatha
"Aku ganas sama kamu. Rasanya kalau lihat kamu pengen banget makan kamu. Ngerasain milik aku di dalam kamu terus menerus dan hangatnya kenikmatan saat kita mencapai pelepasan kita" ucap Diaz mesum di telinga Agatha sambil tangannya membela payudara Agatha. Agatha membelalakkan matanya dan langsung menarik hidung Diaz dengan kesal.
"Dasar mesum!!!kak Diaz jangan kayak gitu aku malu" teriak Agatha melengking. Ia memukuli lengan Diaz dengan brutal , sedangkan Diaz hanya tertawa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Fotosfer (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan kamu adalah bagian hidupku yang memancarkan cahaya ~•fotosfer•~ "kamu yakin?" Tanya Diaz pada Agatha. Agatha menganggukkan kepalanya. "Ga ada cara lain selain...