Fotosfer 57

15.2K 515 6
                                    

Ataya, Sarah, Agastya dan juga Dipta duduk terdiam dan menatap ke arah seorang bayi mungil yang berada di pangkuan agatha. Bayi itu tertidur dengan begitu nyenyaknya, menampakkan wajah imut yang masih terlihat merah.

Semua yang ada di sana memperhatikan agatha yang menggerakkan kakinya kekanan dan kekiri dengan pelan guna untuk membuat bayinya merasa nyaman tidur di pangkuannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semua yang ada di sana memperhatikan agatha yang menggerakkan kakinya kekanan dan kekiri dengan pelan guna untuk membuat bayinya merasa nyaman tidur di pangkuannya. Diaz yang duduk di samping agatha tersenyum tipis melihat istrinya terlihat begitu bahagia.

Namum saat diaz melihat ke arah yang lain senyum diaz sedikit memudar. Karena mereka tidak setuju dengan keputusan diaz untuk merawat anak ini.

"Apa kamu yakin dengan keputusan kamu?" Tanya sarah pada putranya, diaz.

"Aku sudah sangat yakin mom"

"Lo ga mikir kebelakangnya nanti gimana? Lo ngerawat anak orang yang udah mengancam nyawa lo dan agatha. Sama aja lo ngerawat anak singa yang suatu saat nanti bisa nerkam lo kapan aja saat dia mau." kali ini agastya yang bersuara. Memang di banding yang lainnya agastya adalah yang paling menentang. Agastya dan artha pada dasarnya adalah sosok yang sama. Namun hati agastya masih bisa di luluhkan. Tidak sekaku artha dulu.

"Anak singa, jika di rawat dengan baik, dibesarkan dengan kasih sayang yang melimpah dan didikan yang baik dia bisa menjadi anak kucing yang manis dan juga penurut bang" kali ini agatha yang berucap dengan lembutnya. Ia mengatakan hal itu dengan tersenyum ke arah agastya. Dan hal itu pasti membuat agastya jengah. Itu adalah salah satu jurus jitu agatha jika menginginkan sesuatu pada agastya.

Tak ingin berdebat lagi, agastya langsung bangkit dari duduknya dan pergi dari sana. Agatha menatap kepergian agastya dengan tatapan kecewa. Namun saat itu pula agatha merasakan usapan lembut di kepalanya yang di lakukan oleh diaz.

"Kalau itu sudah menjadi keputusan kalian, bunda setuju setuju saja. Karena memang siapa lagi yang akan merawatnya. Kesalahan yang dibuat oleh ibunya tidak seharusnya dilimpahkan padanya" ucap ataya kali ini.

Diaz dan agatha mengangguk mengiyakan ucapatan ataya.

"Bagaimana pun juga kamu dan bayi itu masih memiliki hubungan darah. Jadi tak ada salahnya kamu merawat anak itu" tambah sarah dengan senyum perih. Mengingat semua yang terjadi dulu. Bagaimana genta begitu menyakiti perasaan dan juga fisiknya. Meskipun sebelum pergi, genta sempat meminta maaf padanya dan sarah sudah memaafkannya. Namun tetap saja luka masih membekas di hatinya.

Diaz bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kursi roda mommynya. Diaz langsung memeluk sarah dengan erat.

"Maaf jika keputusan ku ini membuat mommy terus teringat luka itu" ucap diaz.

"No.. kenapa bilang begitu. Tidak papa sayang. Mommy bangga memiliku putra seperti mu. Sangat bangga. Jangan meminta maaf oke. Mommy baik baik saja" ucap sarah menenangkan diaz. Diaz tersenyum dan mengecup kening sarah dengan sayang. Kemudian ia kembali duduk di samping agatha.

2. Fotosfer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang