Fotosfer 15

19.9K 615 7
                                    

Agatha berjalan dengan menundukkan kepalanya di belakang agastya yang sedang marah padanya. Agastya membuka pintu apartemen Agatha kemudian menyuruhnya untuk masuk dengan gerakan mata. Agatha menghela nafasnya kemudian masuk ke dalam apartemennya.

"Mau kemana kamu? Duduk!!" Ucap agastya dengan nada dinginnya saat Agatha melangkah menuju kamarnya.

"Aku capek. Mau istirahat"

"Kalau capek, kenapa masih nyari nyari masalah?" Ucapan agastya membuat Agatha mau tidak mau menuruti perkataan Abang kembarannya itu.

Agastya sudah duduk di sofa itu dengan menatap tajam ke arah Agatha yang baru saja mendaratkan bokongnya di sofa depannya.

"Kenapa kamu bisa ada disana?" Tanya agastya

"Adek yakin, bang Gaga tau alasannya" balas Agatha.

"Dan aku juga yakin kamu tau konsekuensi dari apa yang kamu lakukan" ucap agastya. Agatha menghela nafasnya. Ia menyandarkan punggungnya pada sofa.

"Tha aku tau kamu memang cinta sama Diaz, kamu sayang sama Diaz dan sampai sekarang perasaan kamu ga barubah meskipun ada Dipta disamping kamu. Tapi coba pikir, apa yang bakal dilakuin ayah kalau ayah tau kamu sama diaz lagi. Aku ga bisa lihat kamu nangis nangis lagi, lihat kamu hancur lagi, lihat kamu seperti ga ada harapan hidup lagi kayak dulu karena ayah yang terus berusaha memisahkan kalian"

"Terus adek harus gimana bang? Diam? Sedangkan kak Diaz terus berlalu lalang didepan adek. Capek bang hati adek. Bang Gaga gatau gimana rasanya jadi adek" Air mata mulai mengalir membasahi kedua pipi mulusnya.

"Abang nggak ngelarang kamu sama dia, tapi Abang cuman minta jangan terang terangan kayak gini. Kamu itu terus di awasi sama ayah, kalau sampai ayah tau, kalian akan semakin di jauhkan. Dan Abang ngelakuin ini karena Abang ngerti perasaan kamu" ucap agastya dengan suara sedikit meninggi. Ia langsung bangkit dari duduknya

"Kalau Abang ga ngerti sama perasaan kamu, ga ngerti sama posisi kamu buat apa Abang jauh jauh datang kesini, ninggalin kerjaan Abang disana, nyingkirin mata mata ayah supaya ayah gatau tentang hal ini. Karena kamu Abang harus melakukan perbuatan kotor itu" ucap agastya kemudian langsung berjalan meninggalkan Agatha disana. Agastya langsung masuk ke kamar kosong yang biasanya ia atau orang tuanya tempati saat berkunjung ke apartemen Agatha.

Agatha tercengang mendengar perkataan agastya. Ia tak tau apa yang telah dilakukan agastya demi dirinya.

Agatha menoleh ke belakang dan melihat nanar pintu kamar agastya. Ia berlari menuju kamarnya dan menutup pintu dengan keras. Agatha menghempaskan tubuhnya di ranjang dan menangis sejadi jadinya. Ia tidak suka orang orang berkorban demi dirinya. Ia merasa menjadi seseorang yang tak berguna dan selalu merepotkan jika seperti ini. Dan orang yang kerap kali berkorban untuknya adalah Agastya dan Dipta. Agatha tidak suka itu. Ia benci akan hal itu.

Agastya berdiri menghadap jendela besar di kamarnya yang memperlihatkan pemandangan kota Madrid. Mata birunya terlihat sendu saat melihat lalu lalang mobil di jalanan itu. Kemudian pandangannya menajam saat melihat kedua telapak tangannya. Matanya terpejam erat mengingat apa yang ia lakukan kepada orang yang sebenarnya tak berbuat salah. Hanya saja agastya tidak suka jika orang itu mengadukan apa yang dilakukan Agatha kepada Artha ayahnya. Dan agastya tau disini yang salah adalah dirinya yang berusaha menutupi kesalahan Agatha.
Bagaimana pun ia sangat menyayangi adik satu satunya itu.

Agastya melepas jaket kulit kemudian kaos hitamnya itu dan melemparkan ke single sofa yang ada di dalam kamar itu. Kemudian ia langsung menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Ia merasa sangat lelah. Saat ia mendengar kabar tentang Agatha dari rekannya, agastya langsung terbang ke madrid. Saat sampai disini pun masih ada yang perlu ia selesaikan. Hingga ia mengabaikan seseorang yang juga sangat berarti baginya.

2. Fotosfer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang