Fotosfer 39

22K 564 18
                                    

Semua sudah mulai berjalan dengan baik. Agatha sudah kembali pada pekerjaannya dan melakukan berbagai aktivitas lainnya. Namun satu hal yang belum membaik, hubungannya dengan dipta. Yang entah kenapa terasa berbeda.

Hubungan mereka jadi canggung. Mereka juga tidak memiliki banyak waktu untuk bersama. Yang memang tanpa sepengetahuan satu sama lain, mereka sengaja menyibukkan diri masing masing. Ketika bertemu hanya berbicara seadanya. Jika dulu dipta akan memeluk dan mencium agatha sebelum berangkat bekerja, kini ia hanya langsung melenggang pergi ketika selesai sarapan meskipun bibirnya masih sempat mengucapkan kata "aku berangkat dulu" sambil melangkah pergi. Tak ada pelukan ataupun kecupan. Dan hal itu benar benar membuat agatha merasa sedih.

Sejak awal ia kembali ke rumah ini, agatha sudah merasakan perbedaan dipta. Namun setelah kejadian penolakan di ranjang satu bulan yang lalu, dipta semakin berubah. Semakin bersikap dingin padanya dan kerap kali pulang hampir pagi dengan pakaian acak acakan. Namun agatha tak pernah berfikir negatif. Ia tak pernah menanyakan dari mana saja pria itu, dan apa saja yang dilakukannya. Dipta juga tak pernah lagi menyentuh agatha. Bahkan sekarang dipta tidur memunggungi agatha. Kerap kali agatha menangis sambil menatap punggung itu.

Sekarang sudah pukul lima sore. Agatha berada di ruangan renata yang terletak di lantai teratas gedung perusahaan mode ini. Agatha berdiri didepan dinding yang terbuat dari cermin dan memperhatikan sang surya yang perlahan menyembunyikan diri.

Pikirannya berkelana kesana kemari. Ia selalu bertanya tanya pada Tuhan. Sampai kapan hidupnya seperti drama sinetron begini. Seakan akan Tuhan sedang bermain main dengan takdirnya.

"Melamun terus" ucap renata yang duduk di kursi kebesarannya. Agatha menoleh dan tersenyum manis padanya.

"Aku hanya memperhatikan matahari itu. Sangat cantik" ucap agatha dan kembali memperhatikan matahari yang semakin tak terlihat.

"Agatha.. aku tau dirimu. Setidaknya jangan berpura pura jika sedang bersamaku" ucap renata dengan serius kali ini. Agatha menghela nafasnya.

Ia berjalan dengan anggunnya dan mengambil duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Renata juga ikut duduk disampingnya.

"Katakan... apa bebanmu. Jika kau simpan sendiri semua akan terasa sangat berat" ucap renata. Agatha tersenyum

"Aku senang memiliki kawan sepertimu. Kau benar, aku lelah berpura pura. Setidaknya aku akan istirahat sejenak disini"

Agatha menyandarkan punggungnya di sofa. Bibirnya mulai mengatakan apa yang selama ini di pendam olehnya. Dan tentu semuanya tentang dipta suaminya. Agatha juga mengatakan jika ia tak bisa berterus terang seperti ini pada abang dan orang tuanya. Karena ia takut merepotkan mereka lagi.

"Tha tidak ada yang abadi di dunia ini. Semua bisa berubah. Termasuk cinta seseorang. Tapi aku yakin cinta dipta masih sangat besar kepadamu. Kau hanya perlu membuatnya kembali muncul kepermukaan"

"Caranya?" Tanya agatha dengan bingung

"Lakukan hal yang membuatnya terkesan. Beri dia perhatian khusus, perlakukan dengan baik. Aku yakin dia akan kembali seperti dulu"

"Aku tidak tau harus melakukan apa"

"Ck kau ini. Hari ini suamimu pulang jam berapa?"

"Entahlah. Dia selalu pulang larut"

"Lebih baik kau hubungi dia. Minta dia untuk pulang lebih awal dan ajak dia untuk makan malam bersama di rumah"

"Begitu ya?" Tanya agatha masih tidak yakin

"Iya ayo cepat lakukan" suruh renata. Agatha segera menghubungi dipta dan untungnya pria itu tidak menolak. Dipta mengatakan akan pulang pukul 7 nanti.

2. Fotosfer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang