Perlahan jari jari itu mulai bergerak. Kedua kelopak mata itu terbuka memperlihatkan manik berwarna biru ke abu abuan yang indah. Kemudian mata itu bergerak melihat kesekelikingnya. Untuk mencari tau dimana dirinya saat ini. Saat melihat dinding berwarna putih, bau khas obat, suara tetesan dari cairan infus, dan sebuah selang oksigen yang ada dihidungnya dapat disimpulkan jika ia sedang berada di rumah sakit.
Pandangannya menangkap sosok seseorang yang ia sayangi tertidur di kursi samping ranjangnya dengan kepala bersandar di pinggir ranjang itu. Tangannya perlahan terulur untuk mengusap rambut hitam kecoklatan itu.
Merasa terganggu dalam tidurnya orang itu pun akhirnya terbangun dan melihat siapa pelakunya. Dan ia langsung di sambut oleh senyuman manis dari bibir pucat itu.
"Kamu sudah sadar? Syukurlah Ya Tuhan. Apa yang kamu rasakan? Apa ada yang sakit? Atau kamu ingin sesuatu? Aku panggilkan dokter ya"
Tanya agastya secara berberondong kepada agatha."No please. Stay here, don't go anywhere" ucap agatha. Ucap agatha. Agastya menghela nafasnya. Ia mendekat ke arah agatha kemudian mengecup kening adik kembarannya itu dengan sayang.
"Bang gaga kapan datang?" Tanya agatha masih dengan suara pelan. Karena tubuhnya masih terlalu lemas
"Setelah mendengar kabar kamu masuk rumah sakit, aku langsung terbang ke madrid"
"Ayah? Bunda? "
"Mereka juga datang. Setelah aku memeberi tau mereka, mereka juga langsung terbang dari indonesia. Dan sekarang ayah sama bunda lagi cari makan. Mereka baru aja keluar" jelas agastya. Agatha menganggukkan kepalanya. Ia berusaha bangkit dari berbaringnya, agastya yang melihat itu membantu agatha untuk memposisikan dirinya duduk bersandar dikepala ranjang dengan nyaman.
"Bang gaga tau dari mana kalau aku masuk rs, apa... dipta yang..."
"Tidak. Kamu tau bukan jika aku selalu mengawasimu dari jauh. Meskipun kamu tidak pernah mengatakan apa pun yang terjadi antara kamu dan dipta aku tetap tau semua itu. Termasuk perbuatan brengseknya"
Agastya berbicara dengan kilatan marahnya. Agatha mengingat sesuatu."Bang aku punya kabar baik buat kamu" ucap agatha dengan tersenyum sambil mengelus perutnya yang rata itu dengan lembut. Namun senyum itu hilang saat ia merasakan ada yang berbeda. Hatinya tak merasakan getara itu lagi. Hatinya tak menghangat saat ia mengelus perutnya itu. Air mata mulai menggenang dipelupuk matanya. Agatha masih mengelus perutnya itu dengan tubuh bergetar. Semuanya terasa biasa saja. Ia tak merasakan sosok lain di dalam dirinya.
"Tidak... aku mohon jangan..."
Lirih agatha dengan suara lirihnya. Air mata sudah membasahi kedua pipinya.
Dan perlahan isakannya mulai terdengar dan lama lama semakin kencang. Agastya langsung memeluk agatha. Untuk menguatkan adiknya itu."Enggak!! Dia ga boleh pergi!! Dia baru hadir dalam hidup aku, tapi sekarang dia pergi lagi. Tuhan tidak adil padaku"
"Ssstttt apa yang kamu katakan hem? Jangan berbicara seperti itu" agastya terus memeluk agatha dan mengusap punggungnya dengan lembut. Namun tiba tiba agatha mendorong tubuh agastya hingga pria itu melepaskan pelukannya.
Dengan suara tangisnya yang memilukan, Agatha membuang semua barang yang ada di atas nakas samping ranjangnya. Membuat beberapa barang pecah dan termasuk botol obat obatnya. Agatha melepas selang oksigennya dan saat ia akan melepas jarum infusnya agastya segera mencekal tangannya.
"Tha aku mohon jangan kayak gini, aku mohon..." ucap agastya yang ikut berkaca kaca melihat agatha seperti itu.
"Lalu aku harus apa? Yang aku tunggu tunggu hanya datang sementara. Suamu aku selingkuh, dia ga cinta sama aku. Dia ga sayang sama aku. Lalu bagaimana aku bisa sabar menerima semua ini, ha? Dan apa lagi artinya aku disini? Katakan bang gaga, Katakan!!"teriak agatha. Membuat ataya dan artha yang baru saja datang terkejut. Mereka terpaku melihat agatha yang sudah siuman dan kini sedang mengamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Fotosfer (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan kamu adalah bagian hidupku yang memancarkan cahaya ~•fotosfer•~ "kamu yakin?" Tanya Diaz pada Agatha. Agatha menganggukkan kepalanya. "Ga ada cara lain selain...