fotosfer 21

14.8K 514 7
                                    

Cincin itu sudah tersematkan di jari agatha dengan cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cincin itu sudah tersematkan di jari agatha dengan cantik. Kemudian bergantian Agatha yang memakaikan cincin di jari Dipta.

Dipta mengecup tangan Agatha setelah prosesi itu selesai. Dan saat itulah tepuk tangan dari para tamu undangan terdengar begitu riuhnya. Dipta dan Agatha melemparkan senyumannya pada mereka. Meski dalam hati Agatha merasa kecewa. Kecewa karena impiannya tidak terwujud. Impian, bahwa yang memakaikan cincin di jarinya adalah seseorang yang ia cintai. Namun Agatha berusaha untuk menutupi kekecewaannya itu. Dalam hati ia memiliki harapan jika semuanya akan berubah menjadi lebih baik. Mungkin suatu saat nanti Dipta akan menjadi orang yang ia cintai sehingga kekecewaannya tidak lagi ada.

********
Perlahan kaki Agatha berjalan menyusuri jalan setapak sambil membawa sebuket bunga mawar merah di tangannya. Ia tampak cantik dan anggun dengan dress selutut berwarna hitamnya. Rambut panjangnya di urai dengan bebas.

Langkahnya terhenti di depan sebuah makam dengan batu nisan bertuliskan nama seseorang yang benar benar tak ia inginkan tertulis di sana. Agatha meletakkan buket bunganya didepan batu nisan itu. Kemudian ia berjongkok di samping makam itu.

"Aku ga tau kenapa, aku masih sulit percaya akan hal ini. Jelas kamu benar benar ada di depan aku. Tapi hati aku berkata lain. Hati aku menolak hal ini. Entah karena aku memang belum bisa mengikhlaskan kamu atau memang benar jika ini bukan kamu" lirih Agatha sambil mengusap batu nisan itu.

"Kak Diaz, i still love you" lirih Agatha dengan suara yang mulai bergetar. Air matanya mulai menggenang di pelupuk mata.

"Aku berusaha menghapus rasa ini. Semakin aku berusaha malah semakin membuatku ingat sama kamu. Maaf... Aku memang jahat. Setelah perjuangan kamu buat aku, malah aku ingin melupakanmu. Karena aku tidak ingin terus menerus dalam rasa bimbang seperti ini. Aku ingin semuanya jelas"

"Aku yakin Tuhan punya jalan yang terbaik untuk kita. Aku ingin menjalaninya apa adanya. Mengikuti garis kehidupan yang di berikannya. Aku tidak akan berusaha lagi untuk menghapus rasa ini, karena aku sadar. Seiring berjalannya waktu rasa itu akan hilang dengan sendirinya." Agatha menghela nafasnya. Rasanya sakit di dadanya mengatakan hal itu.

"Ini sangat menyakitkan. Tapi aku harus melakukannya. Maaf..." Agatha mengusap kembali batu nisan itu. Kemudian ia langsung berlari meninggalkan tempat itu dengan isakannya. Agatha langsung masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya meninggalkan tempat itu.

Setelah kepergian Agatha seseorang muncul dari balik pohon. Ia juga membawa sebuket bunga dan berjalan ke arah makam yang di kunjungi oleh Agatha tadi. Orang itu berjongkok di samping makam itu.

"Rupanya kau baru saja mendengar curhatan seseorang Hem? Jangan katakan pada siapapun itu rahasia, kau mengerti bro" ucap orang itu samping melihat ke arah batu nisan itu.

"Takdirmu memang sulit. Tadi dia yang mencurahkan isi hatinya padamu, sekarang aku pun ingin mencurahkan isi hatiku padamu. Ku harap kau masih bisa mengerti ucapanku" orang itu terkekeh pelan.

2. Fotosfer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang